Lihat ke Halaman Asli

Ketika Popularitas Harus Korbankan Harga Diri

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_99015" align="alignleft" width="300" caption="diunduh dari google"][/caption] Tulisan ini lahir ketika mayoritas masyarakat indonesia begitu asyik terbuai tontonan yang hanya mengumbar syahwat tak jauh dari dada dan paha. Dengan kondisi seperti itu televisi sebagai kotak ajaib yang hampir dimiliki setiap keluarga indonesia menjadi sebuah candu yang sangat berbahaya. Televisi dengan sihirnya yang begitu kuat menindas akal sehat masyarakat sehingga nampak bak hewan tak tahu malu. Mari kita perhatikan sinetron - sinetron yang selalu setia menghiasi layar kaca, hampir bisa dikatakan hanya menyajikan wanita-wanita yang rela maupun terpaksa memamerkan dada dan paha saja. Dengan jumlah stasiun televisi yang sangat banyak maka dengan otomatis permintaan pembuatan sinetron pun praktis meningkat. Dan sudah barang tentu sangat dibutuhkan para pemeran alias artis dengan jumlah yang sangat banyak pula. Pada tahun 2002 saya sempat mampir ke sebuah rumah produksi yang sedang mempersiapkan sebuah sinetron di kawasan bandung timur. Di sana telah berkumpul sutradara, produser, penulis skenario dan kru yang lainnya. Mereka sedang asyik membicarakan persiapan sinetron yang kejar tayang, mulai pematangan skenario hingga pemilihan lokasi syuting. Perbincangan semakin hangat dan seru ketika sang sutradara dan produser mencari para pemain yang hendak ditampilkan di sinetron yang lagi digodok, asisten sutradara pun menyodorkan tumpukan berkas berisikan biodata dan foto para gadis belia yang terobsesi menjadi artis. Yang hadir di sana tersenyum dan tertawa melihat aksi narsis para calon artis yang terekam dalam foto-foto tadi. Nampak banyak gadis cantik berbibir merah dipulas gincu dengan tubuh semampai berbusana minim memperlihatkan bagian-bagian yang membuat kaum pria tak akan rela memejamkan mata. Dan akhirnya terpilihlah salah satu dari mereka yang tak akan lama lagi memasuki dunia selebritis dunia sejuta pesona. Memang dunia televisi kita yang liar, bebas dan sedang sakit ini membutuhkan para wanita yang rela dieksploitasi tubuhnya untuk kepentingan komersial, sedangkan bagi sang gadis dijanjikan popularitas plus segala fasilitas yang selalu diimpikan. Padahal kita pun tahu, semua yang ditawarkan itu merupakan kebahagiaan semu dan tak abadi. Apakah para wanita indonesia akan rela mengejar fatamorgana yang seolah hilangkan dahaga padahal itu semua racun yang akan menghancurkan masa depan? Nah, Bagaimana dengan Anda wahai kaum wanita Kompasiana? ---rmd--- Yuk.. lihat artikel seru lainnya: *SARIBAN SANG PEJUANG LINGKUNGAN BANDUNG *SUATU PAGI DI TAMAN CILAKI * MAHASISWA BANDUNG TOLAK OBAMA *ANAK KOMUNIS BICARA QURAN *ORANG SUNDA MAH HARUS KAYA ATUH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline