Lihat ke Halaman Asli

Setelah Century, Masih Pantaskah PAN Disebut Partai Sejuta Harapan?

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_64580" align="alignleft" width="150" caption="dok.pribadi"][/caption] Tahun 1998 di hadapan media cetak dan elektronik, Soeharto menyatakan mundur selaku Presiden RI. Gegap gempita terlihat di seluruh pelosok tanah air, mulai dari serambi mekkah Aceh hingga ujung timur nusantara daerah indah nan kaya Papua. Di awal masa demokrasi yang sangat terbuka ini munculah beragam partai baru dengan beraneka warna. Sebutlah Partai Amanat Nasional, dengan lambang matahari berwarna biru sangat memikat jutaan rakyat indonesia. Dengan lokomotif Amien Rais sebagai bapak reformasi, PAN menjadi harapan baru bagi perubahan yang sangat dirindukan negeri. Sehingga hampir di setiap jengkal ibu pertiwi dengan cepat bermunculan bendera matahari biru plus photo sang leader Amien Rais. Tidak ketinggalan juga teman, kerabat, tetangga pun berlomba membentuk wilayah, cabang dan ranting dari PAN. Tua muda pria wanita tersenyum bangga mengenakan kaos bergambarkan partai anyar dengan sejuta harapan. Jelas terukir dengan dalam semangat di sanubari setiap insan indonesia terhadap partai sang pejuang reformasi. Namun, ketika hari berganti tahun pun berubah, teman, sahabat, kerabat dan tetangga mulai menurunkan bendera matahari biru yang mereka banggakan. Kaos-kaos bergambarkan amien rais pun mulai terlihat hanya disimpan di lemari yang paling dalam. Tak tahu kenapa mereka melakukan itu, cuma terlihat jelas kemurungan di wajah-wajah mereka. Apakah mereka kecewa ataukah sakit hati dengan apa yang terjadi? Tak terungkapkan dengan kata-kata seolah mereka tak mau berbicara sedikit pun. Tak apalah mereka diam seribu bahasa, tapi di media tertangkap informasi partai sejuta harapan mereka mulai banyak mengecewakan. Partai pengusung reformasi yang kini pandai berbasa basi terus menuai kontroversi. Tak jelas hendak melangkah kemana tak puguh apa yang hendak dituju. Bergerak hanya berdasarkan kepentingan sesaat dengan melukai hati rakyat. Sungguh tak aneh partai ini mulai sepi peminat, benar tak laku di hadapan masyarakat. Kini Partai matahari pun benar-benar terlihat bergerak sesuai angin dan musim, tak punya sebuah cita yang ingin diwujudkan. Apakah partai sejuta harapan di era reformasi ini akan tamat ataukah kan terus menggeliat selepas kasus century? Di beberapa hari ke depan, mari kita tunggu sang partai yang mengklaim lahir dari rahim amanat rakyat ini akan bertindak dan berbuat. -- rmd --

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline