Lihat ke Halaman Asli

Pandu Perdana Putra

Pengajar Bahasa Inggris, Peneliti, dan Pengamat Kebijakan Pendidikan

Kebangkitan Dunia Pendidikan, Inspirasi dari Saresehan 100 Ekonom Indonesia

Diperbarui: 5 Desember 2024   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CNBC Indonesia

Ketika kabinet baru terbentuk, semangat baru dalam dunia pendidikan langsung terasa. Bagi saya yang bekerja di sektor pendidikan tinggi, kehadiran Prof. Stella Christie sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi adalah angin segar. Beliau seperti Ambassador of Indonesian Science Revival, membangkitkan optimisme bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk memajukan riset dan inovasi sebagai motor penggerak ekonomi.

Sarasehan 100 Ekonom Indonesia ke-8 yang diselenggarakan oleh CNBC Indonesia dan INDEF mengangkat tema yang sangat relevan: "Estafet Kepemimpinan Baru Menuju Akselerasi Ekonomi." Salah satu sorotan penting dalam acara ini adalah diskusi tentang peran pendidikan tinggi dan inovasi teknologi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Dalam forum tersebut, Prof. Stella Christie menegaskan bahwa riset bukanlah pengeluaran, melainkan investasi strategis yang berpotensi besar untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045. Sayangnya, masih banyak tantangan yang harus diatasi. Salah satunya adalah minimnya penelitian berkualitas tinggi. Dari 22.000 jurnal yang diterbitkan di Indonesia, hanya 7 jurnal yang masuk kategori Scopus Q1, standar tertinggi di dunia akademik.

Sebagai seorang peneliti di bidang sosial, bahasa, dan pendidikan, saya menyadari bahwa kontribusi saya mungkin terlihat kecil dibandingkan mereka yang berkecimpung di dunia riset teknologi atau ekonomi. Namun, saya yakin bahwa setiap peran itu berarti. Apa pun bidang kita, selama kita berkontribusi dengan maksimal, dampaknya akan terasa.

Inspirasi dari Prof. Stella memotivasi saya untuk terus meningkatkan kualitas penelitian saya. Saya ingin memastikan bahwa penelitian saya tidak hanya bermanfaat bagi dunia akademik, tetapi juga berdampak nyata bagi masyarakat luas.

Prof. Stella menyoroti beberapa tantangan utama yang dihadapi riset di Indonesia. Ini menjadi refleksi yang sangat penting:

  1. Pendanaan riset yang tidak berkelanjutan. Model pendanaan berbasis proyek sering kali membuat penelitian kehilangan arah. Kita membutuhkan grand plan penelitian nasional yang fokus dan konsisten.
  2. Minimnya kolaborasi antara akademisi dan industri. Padahal, sinergi ini sangat penting untuk memastikan hasil penelitian dapat diaplikasikan secara nyata.
  3. Kurangnya penelitian multidisipliner. Pendekatan lintas bidang diperlukan untuk menjawab tantangan yang kompleks di dunia nyata.

Untuk mengatasi tantangan ini, kita perlu langkah konkret. Beberapa solusi yang dapat diterapkan meliputi:

  • Pendanaan berbasis hasil penelitian. Model ini akan mendorong akademisi menghasilkan riset berkualitas tinggi yang berdampak.
  • Mendorong penelitian multidisipliner. Ini akan menciptakan solusi yang lebih komprehensif untuk berbagai masalah sosial dan ekonomi.
  • Kolaborasi industri dan akademisi. Dengan sinergi yang lebih baik, hasil riset akan lebih relevan dengan kebutuhan pasar.

Optimisme Menuju Indonesia Emas 2045

Sarasehan ini mengingatkan saya bahwa riset dan pendidikan adalah kunci untuk membangun masa depan Indonesia. Sebagai pendidik, saya merasa terpanggil untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian, agar generasi muda Indonesia tidak hanya siap bersaing di tingkat nasional, tetapi juga internasional.

Mari bersama-sama menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang lebih baik, di mana riset tidak hanya dilihat sebagai kewajiban akademik, tetapi juga sebagai investasi masa depan bangsa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline