Lihat ke Halaman Asli

Pandu Perdana Putra

Pengajar Bahasa Inggris, Pegiat Komunitas

Kisah di Balik Kesalahan Penerjemahan "Kurikulum Merdeka"

Diperbarui: 25 November 2024   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sebagai penerjemah, proofreader, dan editor selama lebih dari lima tahun, saya sering kali dihadapkan pada tantangan menarik---dan terkadang mengejutkan. Salah satunya adalah ketika bertemu dengan draf akademik yang terlihat menjanjikan, tapi terganjal oleh satu hal: kesalahan penerjemahan yang sebenarnya bisa dihindari.

Contoh paling sering? Terjemahan Kurikulum Merdeka.

Topik ini sedang hangat dibahas di dunia pendidikan. Sayangnya, dalam banyak artikel akademik, istilah ini kerap diterjemahkan menjadi "Independent Curriculum" atau bahkan "Independence Curriculum". Kedua terjemahan ini, meskipun terlihat meyakinkan, sebenarnya tidak tepat sama sekali.

Mari kita bedah sedikit:

  • Independence Curriculum artinya kurikulum untuk mencapai kemandirian atau kebebasan (seperti "merdeka" dari penjajahan).
  • Independent Curriculum artinya kurikulum yang berdiri sendiri, tanpa terintegrasi dengan sistem lain.

Kalau kita benar-benar memahami isi Kurikulum Merdeka, jelas sekali bahwa kedua istilah ini tidak menggambarkan maknanya. Ini bukan soal gaya bahasa, tapi soal meaning.

Jadi, apa solusinya?

Bapak/Ibu bisa tetap menggunakan istilah "Merdeka Curriculum", atau lebih baik lagi, tidak usah diterjemahkan: cukup Kurikulum Merdeka. Banyak istilah lokal yang sengaja tidak diterjemahkan dalam penulisan akademik untuk menjaga konteks aslinya.

Sayangnya, masih ada jurnal (bahkan yang masuk kategori SINTA 3 ke atas) yang menolak artikel hanya karena kesalahan semacam ini. Padahal, penelitian sudah bagus, data solid, metode rapi. Tapi, apa daya, editor jurnal sering bingung dengan maksud tulisan karena kebahasaannya kurang tepat.

Ini Alasan Saya Hadir.

Sebagai penerjemah dan proofreader, tugas saya bukan sekadar memperbaiki grammar atau ejaan, tapi juga memastikan setiap istilah dan kalimat menyampaikan maksud yang benar. Jangan sampai hasil penelitian yang sudah luar biasa malah gagal diterima hanya karena penerjemahan yang salah kaprah.

Karena terkadang, detail kecil membuat semua perbedaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline