Lihat ke Halaman Asli

Kisah Sarpin & Saimun Part 21, Revolusi Radio,Panjang Umur Perjuangan!

Diperbarui: 26 Desember 2016   01:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saimun kini terbaring lelah.Setelah seharian ia berkutat dengan keringat bersama teman-temannya untuk kerja bakti di sawah.Sambil memejamkan matanya ia menyumbat kedua telinganya dengan headset setelah memutar sebuah saluran radio di smartphone-nya.

Ternyata bukan acara music,kuis atau apa.sekarang hari yang special karena hari ini saluran radio REVOLUSI FM mengudara.Acara hari ini adalah revolusi radio.Membahas kejadian-kejadian masa lalu yang perlu kita ketahui.Tentang perjuangan panjang nan berat para pejuang HAM dan rakyat ,diantaranya Munir,Wiji Thukul dan Marsinah.

Sang Penyiar radio memulai mengatakan pendapatnya,suaranya mengudara memenuhi angkasa masuk ke selah-selah pemikiran Saimun.

“Melawan Lupa! Munir begitulah ia sering disapa.Seorang pria bersahaja pembela HAM ,seorang tokoh pejuang sejati yang hidup diantara tirani orde baru.Pria kelahiran Malang,8 Desember 1964 dulunya merupakan aktivis muslim ekstrim yang kemudian beralih menjadi seorang yang menunjung tinggi toleransi,menghormati nilai-nilai kemanusiaan,anti kekerasan dan berjuang tanpa kenal lelah dalam melawan praktik-praktik otoritarian dan militeristik.Ia selalu berkomitmen untuk selalu membela siapa saja yang haknya terdzalimi.Saat ia mendapat hadiah ratusan juta rupiah sebagai penerima ‘The Right Livelihood Award’ ia tidak menikmatinya sendiri,melainkan membagi dua dengan Kontras dan sebagian lagi ia serahkan kepada ibundanya.Di tengah maraknya pejabat berebut fasilitas,Munir malah tidak tergoda,ia tetap menggunakan sepeda motor bututnya sebagai teman kerjanya.Banyak kasus tentang HAM yang ia tangani,Penasihat hukum kasus : Fernando Araujo yang dituduh merencanakan pembrontakan,Jose Antonio yang dituduh melawan pemerintah untuk memisahkan Timot Timur dari Indonesia,Marsinah dan Para Buruh yang melawan KODAM V Brawijaya atas tindakan kekerasan dan pembunuhan Marsinah (aktivis Buruh 1994),Penasihat hukum masyarakat Nipah Madura dalam kasus permintaan pertanggungjawaban militer atas pembunuhan 3 petani Nipah Madura,Penasihat hukum atas kasus hilangnya 24 aktivis dan mahasiswa saat demo besar-besaran 1997-1998.Karena begitu besar perannya membela rakyat yang tertindas membuat Pemerintah Orde Baru kepanasan disebut-sebut ia memegang data penting seputar pelanggaran hak asasi manusia seperti pembantaian di Talang Sari Lampung 1989,penculikan aktivis 1998,referendum Timot Timur hingga kampanye hitam pemilihan presiden 2004.Ia pun tewas di racun di pesawat terbang,pada 20 Desember 2005 Pollycarpus B.P dijatuhi vonis 14 tahun hukuman penjara atas pembunuhan terhadap Munir.Dia ingin mendiamkan pengkritik pemerintah tersebut.Hakim Cicut S. menyatakan bahwa sebelum pembunuhan Pollycarpus menerima beberapa panggilan telepon dari sebuah telepon yang terdaftar oleh agen intelijen senior tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.Dan kasus Munir sekarang masih menjadi misteri besar,siapa yang dengan tega membunuh pembela HAM ini? Sejak tahun 2005,tangal kematian Munir yakni 7 September oleh aktivis HAM dicanangkan sebagai Hari Pembela HAM Indonesia! MAti Satu Tumbuh Seibu! Jangan pernah menyerah memperjuangkan kemanusiaan di negeri tercinta kita ini.Panjang Umur Perjuangan!”

Kini waktunya sesi jeda,lagu-lagu perjuangan dan patriotik di putar,dari lagunya Iwan Fals yang judulunya Pulanglah (lagu yang didedikasikan untuk Alm.Munir),Lagunya Slank yang Gosip Jalanan,Lagunya Marjinal yang judulnya Marsinah dan lain sebagainya.Menambah api semangat diskusi revolusi radio tersebut.

“Dari Melawan Lupa! Kita menuju perlawan-perlawan pembela alam di negeri kita ini.Yang perjuangan mereka perlu kita sokong dan dukung.Daintaranya Perjuangan Kartini Kendeng yang memprotes pembangunan pabrik semen yang mengancam keberlangsungan hidup para petani di sepanjang pegunungan Kendeng.9 perempuan yakni Yu Sukinah,Martini,Siyem,Karsupi,Sutini,Surani,Ngatemi,Ngadinah dan Rapimbarwati yang terkenal sebagai 9 kartini kendeng di media sosial yang rela mengecor kaki mereka di seberang istana negara.Padahal sebelum itu perjuangan mereka diliputi kengerian,ancaman,banyak ibu-ibu kami yang diludahi,diseret rambutnya,diintimidasi,keluaarganya dipukuli oleh oknum berseragam ataupun yang tak berseragam yang dihadirkan oleh perusahaan.Dari berita yang terakhir beredar,Kartini Kendeng memenangkan gugatan pembatalan ijin lingkungan dan penambangan pabrik semen disana,semoga kemenangan ini kemenangan yang benar-benar kemenangan.Kita perlu terus memantau,jangan ada pihak yang main-main.Hidup Kartini Kendeng.Lawan Perusahaan yang merusak Alam!”

“Setelah Kartini Kendeng dan perlawananya kini kita juga dihadapkan dengan perlawanan para pejuang tolak reklamasi di Bali.Gerakan menolak reklamasi Teluk Benoa makin gencar disuarakana terutama saat musisi Jerinx dari Superman is Dead sebagai juru gedornya,ditambah Navicula dan musisi Bali maupun luar Bali lainnya.Kini BTR (Bali Tolak Reklamasi) sudah mengIndonesia.Perlawannnya sudah membumi,semoga rakyat Bali menang dan alam kembali terjaga! Jangan menyerah! Bali Tolak Reklamasi! Alam harus Menang!”

“Dari Kasus BTR,Indonesia terutama di Jakarta banyak terjadi penggusuran dan terkesan mengucilkan hak rakyat kecil hanya demi keindahan kota yang mungkin hanya dinikmati kaum berduit saja.Penggusuran Bukit Duri  yang terbaru dan penggusuran lainnya dari kampung pulo,Bidaracina,Pinangsia,Menteng Dalam,Waduk Pluit,Pusat Pasar Ikan  sampai Kalijodo.dengan alasan keindahan kota mereka menghancurkan kaum-kaum kecil.Dan mereka berdiri dengan tameng penggusura Kalijodo tempat PSK,padahal penggusuran lainnya tidak melulu soal itu,mereka dipaksa pindah ke rumah susun dan harus bayar sewa1,2 juta per bulan.Ini seperti jatuh tertimpa tangga.Setelah penggusuran-penggusuran itu,Jakarta akan indah padahal itu dari rasa pahit sesama kita sendiri.Masihkah kita mau menikmati taman yang dulunya banyak tetesan tangis sebab rumah yang tak layak huni mereka digusur dan dihancurkan! Masihkah kita mau ke moll yang dulunya adalah rumah saudara kita yang digusur! Lawan!”

Tanpa terasa waktu menunjukan pukul 4 sore.Maka selesailah acara revolusi radio di Revolusi FM.Masih banyak yang harus kita bantu,kita dukung,kita perjuangka,jangan menyerah untuk menolong orang yang tertindas! Hanya ada satu kata,LAWAAAAAANNN!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline