Ada yang menarik dari tampilan Majalah TEMPO edisi khusus Kemerdekaan ( Edisi 13 Agustus 2023)
Ini adalah Fakta, TEMPO MENAMPILKAN dua Cover.
Pertama adalah Foto Walikota Cilegon Helldy Agustian disertai sebuah judul Komitmen Kota Cilegon Menyongsong Indonesia Emas 2025. Kedua, Cover Ciri has TEMPO berupa gambar karikatur yang berkaitan dengan Laporan Utama. Cover ciri has tempo itu, adalah bentuk aslinya yang menyatu dengan semua isi majalah. Adapun cover Walikota Cilegon hanyalah tempelan diatas cover asli dengan menggunakan lem sebagai perekat.
Sebagai orang yang pernah mengelola majalah Kampus, saya faham. Artinya Foto Walikota yang berupa tempelan itu, kemungkinan datangnya terlambat, datang setelah didline. Bisa jadi datang setelah proses penjilidan selesai. Bisa jadi juga melalui deal deal tertentu.
Sementara, dalam cover belakang terdapat narasi yang menggambarkan tentang berbagai program pemerintah Kota Cilegon yang telah dilaksanakan sebagai bentuk kesiapan menyambut Komitmen Kota Cilegon Menyongsong Indonesia Emas 2025. Adapun semua narasi yang ada dalam cover majalah itu tidak termasuk dalam katagori berita, tetapi masuk dalam katagori advertorial.
Advetorial adalah bagian dari sebuah iklan yang dinarasikan seolah olah menjadi sebuah berita. Semua tanggung jawab atas isi dari narasi tersebut ada ditangan pemesan advertorial, artinya redaksi tidak bertanggung jawab atas semua narasi yang dipublikasikan. Bagi media, yang penting pesannya tersampaikan kepada public, soal kemudian public percaya ayau tidak, media tak peduli, percaya silahkan tidak percaya juga boleh.
Advetorial dalam Bahasa yang lain biasa disebut Pariwara yakni suatu pesan pemberitahuan yang berisi tentang promosi suatu barang, jasa, perusahaan dan ide yang harus dibayar oleh sipemilik produk yang dipasang didalam media massa.
Nah!, karena cover Walikota Cilegon dan semua narasi yang ada dalam cover majalah TEMPO diatas hanya sebatas iklan alias advertorial bin Pariwara, maka bisa dipastikan Pemerintah Kota Cilegon mengeluarkan anggaran untuk membayar iklan tersebut. TEMPO adalah media nasional yang bukan ecek ecek, saya bisa pastikan harganya tidak akan puluhan juta, tetapi ratusan juta rupiah.
Narasi yang dibangun dalam advertorial diatas, intinya adalah mengiklankan program pemkot Cilegon atau sebuah promosi agar masyarakat tertarik dan percaya terhadap apa yang dinarasikan. Namun demikian saya gampang saja membacanya, semua narasi atau diksi yang ada dalam advertorial tersebut saya artikan sebagai Dramaturgi, bentuk pencitraan supaya yang ada dalam cover dan narasi advertorial terkenal. Seolah olah memang Pemerintah Kota Cilegon ini sudah sangat bagus. Padahal dalam dunia nyata, jalan masih banyak yang ajur muk muk, janji membangun 8 youth center nyatanya nol besar, janji membangun 43 alun alun kelurahan, nyatanya belum terlaksana, pelaksanaan APBD dengan SILPA menggunung akibat banyak kegiatan program pembangunan tak terlaksana. Tentu saja soal yang begini tak ada dalam narasi advertorial tersebut.