Lihat ke Halaman Asli

ABDF

ABDF

Riset Elaborasi Mahasiswa Universitas Indonesia Lahirkan Harapan Baru bagi Perempuan SOPK

Diperbarui: 21 April 2024   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari kanan ke kiri: Prof. Anom Bowolaksono, Ph. D., Astari Dwiranti, M. Eng., Aurel dan Qonita yang tergabung dalam Tim Riset Lab. Icembio. (Doc. Ayu)

Saat ini, diketahui bahwa sebanyak 4-20% populasi wanita di dunia terdiagnosis sindrom ovarium polikistik (SOPK). 

SOPK adalah gangguan hormonal pada perempuan usia reproduktif yang ditandai dengan kelebihan hormon androgen (hiperandrogenemia), disfungsi ovarium, dan kemunculan polikistik ovarium melalui pemeriksaan ultrasonografi. 

Di Indonesia, dilaporkan bahwa setidaknya sekitar 150 ribu perempuan terdiagnosis SOPK setiap tahunnya. 

Mahasiswa S2, Ayu saat melakukan riset.(Ayu) 

Konsekuensi utama yang dialami perempuan SOPK adalah gangguan kesuburan karena disfungsi ovarium sebagai fitur utama penyakit ini mengganggu ovulasi sel telur sehingga kehamilan sulit terjadi. 

Namun, meskipun kehamilan berhasil dicapai, riset menunjukkan bahwa perempuan SOPK sangat rentan mengalami diabetes dalam kehamilan atau gestasional diabetes dengan angka kejadian mencapai 20-40%. 

Hal ini sangat mengkhawatirkan karena kondisi gestasional diabetes sangat berbahaya untuk ibu dan janin di mana peningkatan kadar gula darah selama kehamilan diketahui berasosiasi dengan berbagai komplikasi serius seperti diabetes tipe-2, risiko penyakit kardiovaskuler, persalinan prematur, berat bayi lahir rendah, kanker, hingga kematian. 

Berangkat dari latar belakang tersebut, Ayu Mulia Sundari, Mahasiswi program studi S2 Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia mencoba menjawab tantangan tersebut dengan melakukan penelitian potensi terapi berbasis inkretin untuk mengobati gestasional diabetes pada subjek SOPK di bawah bimbingan Prof. Anom Bowolaksono, Ph.D. Ayu memanfaatkan Liraglutide, sebuah analog hormon inkretin sintetik yang dilaporakan mampu memperbaiki sensitivitas insulin, menurunkan kadar glukosa darah, dan meningkatkan fungsi sel beta pankreas pada subjek diabetes. 

Efektivitas liraglutide tersebut diuji pada hewan coba yang diinduksi SOPK kemudian diinduksi diabetes untuk memimik kondisi gestasional diabetes pada subjek SOPK. 

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan alternatif terapi baru untuk pengobatan gestasional diabetes pada subjek SOPK yang saat ini belum tersedia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline