Lihat ke Halaman Asli

ABDF

ABDF

Pandemi Covid-19 dan Belanja Online: Benarkan Mengakibatkan Sampah Plastik Meningkat?

Diperbarui: 19 Desember 2022   11:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pandemi Covid-19 dan Belanja Online Pola konsumsi masyarakat yang awalnya secara tradisional berubah menjadi digital melalui aplikasi e-commerce yang mempermudah kegiatan jual beli semakin meningkat. 

Peningkatan ini didukung oleh Pandemi Covid-19 yang terjadi selama dua tahun ini. Hal tersebut disebabkan banyaknya toko yang tutup dan menghambat jual beli secara langsung dengan tujuan untuk mengurangi interaksi dalam rangka mencegah penularan virus.

Setelah dua tahun mengalami pandemi dan situasi mulai membaik, kegiatan jual beli pun berangsur seperti sedia kala. Hal tersebut, bukan berarti menyebabkan kegiatan jual beli secara online menurun, tetapi meningkat karena masyarakat merasa puas dan nyaman. 

Hal ini ditandai dengan persentase yang meningkat, pada tahun 2020 dari seluruh penjualan adalah 17.9%, meningkat menjadi 19.0%, dan akan bertambah menjadi 20.3% pada tahun 2022. Berikut adalah data peningkatan kunjungan masyarakat pada beberapa ecommerce di Indonesia menurut iprice:

Penelitian dari Bank DBS Indonesia pada tahun 2021 juga menyebutkan, bahwa perubahan perilaku belanja masyarakat secara online tetap meningkat setelah dua tahun mengalami pandemi sebesar 60% dan diikuti dengan penurunan belanja langsung di pusat perbelanjaan sebesar 24%.

Timbulan Sampah Plastik Akibat Belanja Online

Kegiatan belanja online yang meningkat akibat pandemi Covid-19 menimbulkan permasalahan baik terhadap lingkungan maupun kesehatan. Permasalah ditimbulkan karena meningkatnya sampah plastik yang berasal dari pembungkus plastik, selotip, dan bubble wrap.

Kemasan plastik dan bubble wrap digunakan agar produk yang dikirim dari penjual ke pembeli aman, tidak mengalami kerusakan, serta plastik adalah bahan yang harganya murah,mudah didapat, dan tahan lama. 

Penggunaan plastik sebagai bahan pembungkus terbilang cukup tinggi dengan persentase 49% jika dibandingkan dengan kardus 29% dan kertas 14%. Hasil tersebut menunjukkan apabila terjadi peningkatan kegiatan belanja online maka jumlah sampah plastik yang dihasilkan pun akan meningkat.

Dampak Sampah Plastik Pada Lingkungan 

Plastik dalam proses penguraiannya menjadi partikel plastik atau biasa disebut mikroplastik, dapat memasuki lapisan tanah. Dalam tanah, mikroplastik bisa menghalangi pergerakan hewan penyubur, seperti cacing. Akibatnya, kesuburan tanah menjadi turun. 

Selain itu, timbunan limbah plastik mengakibatkan peningkatan beban tempat pembuangan sampah yang tersedia, sehingga banyak limbah plastik akhirnya terbuang begitu saja ke lautan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline