Bismillah
Kehadiran sepeda motor matic 4-tak di tanah air diawali oleh pabrikan asal Taiwan dengan memboyong Kymco Jetmatic Trend pada tahun 2000. Namun usia kehadirannya timbul tenggelam di tanah air membuat masyarakat pecinta roda dua enggan memilikinya. Hal ini tidak berlaku bagi teh Saroh Jubair yang tinggal di Depok.
Nenek dua cucu ini sampai sekarang memiliki empat model skutik Kymco. Mulai dari 100cc, 125cc, dan yang bikin tercengang adalah ia juga terpincut oleh Maxi Scooter Kymco Downtown 250cc.
Jika melihat dari kubikasi mesin akan terlihat biasa saja. Namun jika melihat dari dimensi badan Kymco Downtown kita pasti akan aneh melihatnya dan bahkan khawatir. Karena skutik primadona dari Kymco ini besar.
Namun ternyata ujar dari perempuan penata rias pengantin ini Kymco DT250 setelah dikendarai sangat ringan dan tidak ada rasa khawatir atas dimensinya yang gambot. Bahkan dia sering ikut kegiatan rolling/ touring thunder bersama komunitas Maxi Kymco ke daerah Puncak, Bogor.
Ketika ditanya kenapa pilih Kymco DT250 teh Saroh malah bilang ia tidak mau berpindah ke lain hati "Kymco". Waaah gawat kalau begini ceritanya. Padahal kan merek Jepang mudah saja untuk dia beli. Tapi emang "sepertinya" rasa tidak pernah bohong.
Empat buah sepeda motor ia miliki, dan semuanya itu berlabel Kymco. Aneh sih. Jadi seolah bisa kita sebut tidak waras.
Karena seperti yang kita ketahui merek motor asal Taiwan ini sudah hampir sepuluh tahun meninggalkan Indonesia. Namun para penikmat teknologinya masih saja setia. Padahal kalau orang awan seperti kita ini pasti akan berpikir bagaimana nanti perawatan motornya, bagaimana dengan suku cadangnya kalau sudah harus ganti.