Lihat ke Halaman Asli

M Bily Yasir Al Haq

Sebaik-baiknya manusia ialah yang bermanfaat bagi orang lain

Di Balik Kebijakan Anak di China

Diperbarui: 5 Juni 2021   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden China, Xi Jinping (dok: AFP) 

Berdasarkan data statistik penduduk China menunjukan bahwa sejak awal April 2021 jumlah populasi tercatat sebanyak 1,41 jiwa. Jumlah tersebut menunjukan perlambatan populasi dalam satu dekade terakhir tahun 1950.

Berulang kali China mengeluarkan kebijakan kelahiran yang kontroversial. Bermula "kebijakan satu anak" pada tahun 1979 menjadi kebijakan yang kontroversial. Hukuman yang brutal kerap diberikan bagi pelanggar mulai dari pemaksaan aborsi dan sterilisasi yang tidak proporsional serta Pemberlakuan denda dan penurunan pangkat di tempat kerja.

Tiga puluh tahun berlalu, pada tahun 2016 pemerintah China resmi mengganti kebijakan satu anak menjadi kebijakan dua anak. Hal ini dikarenakan pemerintah China menyadari telah terjadinya perubahan angka manula yang semakin bertambah dan berkurangnya jumlah tenaga kerja produktif, hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan lumpuhnya pembangunan China di masa depan.

Setelah diberlakukannya kebijakan dua anak, akhirnya China dapat menaikkan angka kelahiran, namun kenaikan kelahiran itu tidaklah berjalan lama. Pada tahun 2018 Biro Statistik Nasional menyatakan jumlah kelahiran baru kembali turun menjadi 15,23 juta dalam total populasi 1.395 miliar. Dengan laju pertumbuhan 0,381 persen, yang merupakan kenaikan terendah sejak 1961. Data ini menunjukan penurunan populasi sebanyak dua juta kelahiran lebih sedikit dari tahun sebelumnya.

Namun nampaknya kebijakan dua anak masih dianggap gagal dalam menstimulus kenaikan angka kelahiran, akhirnya China mencabut kebijakan dua anak dan mengubahnya menjadi kebijakan tiga anak. hal ini berdasarkan hasil rapat petinggi politbiro China yang diprakarsai oleh Presiden Xi Jinping.

Pemerintah China masih belum mampu meningkatkan tingkat kelahiran anak, tahun 2020 menjadi tahun terendah selama China berdiri yaitu hanya 12 juta jiwa. Dengan tingkat kesuburan di titik 1.3, angka yang masih jauh di bawah standar yang dibutuhkan China untuk menjaga kestabilan populasi.

Dalam kebijakan tiga anak ini, China berharap dapat meningkatkan jumlah penduduk di masa mendatang. ***

Sumber: berbagai sumber




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline