Lihat ke Halaman Asli

Ketika Menulis Seperti Enggak Asik Lagi

Diperbarui: 24 November 2017   08:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Saya tidak sedang pada kapasitas membahas Tere Liye.  Tapi sungguh, saya tidak pernah bisa paham mengapa ada penulis yang melarang orang lain yang ingin menyalin tulisan yang telah dia bagikan di ranah publik. Bahkan meskipun nama dirinya tetap dicantumkan sebagai penulisnya. #Heran.

Saya jadi berpikir. Kenapa penulis itu enggak membagikan tulisannya ke bawah kolong kasur aja. Akan lebih aman di sana, karena tikus dan kecoa enggak akan pernah bisa menyalinnya. #BeneranHeran

Bagi saya pribadi yang masih terus belajar menulis ini, orang lain sudah mau membaca aja saya sudah bahagia. Apalagi mereka sampai mau mengeluarkan energi untuk menyebarkannya apapun bentuknya, termasuk dalam bentuk salinan (copas).

Jangankan menyalin dengan tetap membubuhkan nama penulisnya, lha wong seandainya ada orang lain yang mau menyalin tulisan yang saya bagikan ke ranah publik lalu tulisan itu diakui sebagai tulisannya aja, silakan. Monggo-monggo aja. Apa yang perlu direpotkan? Apa yang perlu dikhawatirkan?

Bahkan seharusnya sayalah yang perlu berterima kasih karena karya saya di ranah publik itu disalin atau bahkan mungkin dipergunakan oleh orang itu di media yang lain. Kan, dia pasti capek udah ngeluangin waktu untuk melakukan itu.

Bukan bermaksud untuk menunjukkan, tapi sekedar berbagi cerita aja...

Pernah suatu hari ada seseorang yang meminta izin untuk mengumpulkan tulisan sederhana yang saya bagikan harian lewat broadcast di WhatsApp. Saya berterima kasih.

Kepadanya, kemudian saya persilakan untuk mengelompokkan menurut tema. Saya berikan juga ide tambahan untuk membukukannya, jika mau. Serta menuliskan nama dirinya sebagai penulisnya.

Saya arahkan bagaimana cara memisahkan per tema, bagaimana cara menyusun layoutnya, bagaimana alur penerbitannya, dimana penerbitnya, hingga saya beri gambaran bagaimana strategi penjualannya yang jika ada keuntungan dari buku itu nantinya, saya persilakan untuk sepenuhnya menjadi miliknya.

Saya juga sempat menyampaikan. Bahwa jika rata-rata saya membroadcast per hari minimal dua tulisan dimana rata-rata per tulisan menghasilkan satu setengah halaman, maka dalam tiga puluh hari sudah akan terkumpul 2 tulisan x 1,5 halaman x 30 hari = 90 halaman.

Tinggal ditambahi beberapa halaman lagi, prelims sana sini, maka sudah cukup untuk dicetak menjadi satu buku dan siap jual. Pake nama dirinya pula, bukan nama saya. Duduk manis, ngumpulin tulisan, seblun kemudian punya buku atas nama dirinya. Enak, kan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline