Lihat ke Halaman Asli

Menjaga hawa nafsu dan ikhlas dalam beribadah

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bagian nafsu dalam maksiat itu nampak dengan jelas. Bagiannya di dalam ketaatan nampak halus dan samar. menyembuhkan segala yang samar itu terlalu sulit. Peranan setan di dalam menyebarkan hawa nafsu mendominasi kegiatan dan fungsi raga dan jiwa manusia. Hawa nafsu selalu mendorong kepada kejahatan sangat jelas dan dapat dilihat pada sikap dan tingkah laku manusia. Hawa nafsu suka memamerkan kemampuan syahwat maksiatnya. Perbuatan maksiat tidak pernah mensejahterakan manusia.

Perbuatan syahwat badani, kelezatan yang merusak kesenangan yang yang sekejap semuanya hasil dari perbuatan maksiat yang menggoda. Ukuran yang dipakai untuk memperkuat perbuatan maksiat adalah kegembiraan dan kepuasan. Ketika manusia lupa daratan dan setan ikut meramaikan pesta kepuasan itu, manusiapun larut dalam kegembiraan yang sementara itu. Peranan hawa nafsu dalam ketaatan sama halnya dengan peranannya didalam kemaksiatan. Hawa nafsu dan taat umumnya menempatkan dirinya dalam ibadah yang melahirkan sifat-sifat merusak atau menodai ibadah.

Diantara sifat-sifat itu adalah riya dan ujub. Sombong yang yang menyangkut kesenangan hati agar ketaatannya dapat dilihat dan mendapatkan pujian. Hawa nafsu di dalam menjalankan ketaatan sangat samar. Tidak nampak dalam perbuatan hamba. Yang tampak itu adalah ibadah. Hawa nafsu telah tertutup oleh sikap ibadah seorang hamba. Sifat riya itu sangat halus , riya dikategorikan dalam syirik ringan. Kehendak-kehendak dalam ibadah, kadang-kadang nampaknya baik dan shaleh, karena dikerjakan bersamaan dengan ibadah. Padahal kehendak-kehendak tersebut telah menodai bahkan mengotori ibadah si hamba.

Kerap kali amal yang kecil menjadi amal yang besar karena keutamaan dan kebaikan niatnya.  Kadang-kadang amalan yang besar menjadi kecil karena salah memasang niat. Seorang Ulama berkata: "Yang paling mulia di dunia ini adalah ikhlas". Ikhlas dalam ibadah hendaklah dimiliki oleh setiap umat muslim. Ikhlas adalah dasar dari semua ibadah dan mu'amalah. Beragama dengan hati ikhlas, mengamalkan semua ajaran agama dengan kesucian jiwa, dan mencari ridha karena Allah semata,

Hendaklah engkau berhati ikhlas dalam beramal ibadah, niscaya amalmu yang sedikit insya Allah cukuplah kiranya untukmu. Wallaahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline