Viralnya cemoohan terhadap seorang pedagang es ketika berjualan di tempat pengajian yang dihadiri Gus Miftah seharusnya tidak perlu terjadi jika kata-kata yang terucap dari mulut sang pendakwah tidak menggunakan kata Goblok.
Kata goblok yang dilontarkan Gus Miftah dengan intonasi agak membentak memang tidak elok bagi siapa saja yang mendengarnya terlebih bagi si pedagang es itu sendiri.
Terlebih kata goblok tersebut dilontarkan di tengah jama'ah, sudah barang tentu akan memberikan dampak psikologis yang kurang mengenakan bagi siapa yang mendengarnya terlebih bagi si pedagang es yang memang menjadi objek ucapan sang pendakwah.
Ingat ... Bahasa menunjukan Bangsa, bahasa anjing digunakan oleh sekelompok anjing dan dipahami oleh anjing itu sendiri, bahasa kera digunakan oleh sekelompok kera dan dipahami serta dimengerti oleh kera itu sendiri.
Seandainya Gus Miftah orang bijak dan cerdik pandai, maka saya jamin kat "Goblok" tidak akan keluar dari mulutnya.
Bahasa goblok yang terucap dari mulut Gus Miftah mencerminkan bahwa Gus Miftah ternyata bukanlah orang yang pintar, bukan pula cerminan orang terdidik, bahkan bukan pula cerminan orang terhormat.
Berdagang itu mulia
Berdagang adalah pekerjaan mulia dalam Islam, terutama jika dijalankan dengan jujur, amanah, dan sesuai dengan aturan syari'at :
Rasulullah sendiri pernah menjadi pedagang ketika muda dan memuji para pedagang yang jujur.
Para sahabat Nabi, seperti Abu Bakar, Umar, dan 'Abdurrahman bin 'Auf, juga banyak yang menjadi pedagang.
Islam mengajarkan untuk berbuat baik kepada sesama dan seluruh mahluk hidup di muka bumi.