Hari ini merupakan hari ke 2 dilaksanakannya asesmen sumatif ganjil di MTs Al-Baha Madrasah (sekolah menengah pertama) rintisan yang berada di kampung Curug desa Pamong Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang Banten. Karena madrasah rintisan, maka pelaksanaan Asesmen Sumatif Ganjil dilaksanakan di tengah situasi dan kondisi yang serba terbatas.
Sarana dan prasana yang dimiliki Madrasah Tsanawiyah Al-Baha serba apa adanya, meja kursi untuk belajar siswa memakai meja kursi milik Madrasah Diniyyah yang sudah tidak terpakai, papan tulis (White board) dapat meminta dari salah satu dinas yang ada di pemprov Banten.
Kondisi gedung dan ruang kelas pun bahkan lebih memprihatinkan, 2 ruang kelas yang ada kondisi plavon dan atap genting dalam kondisi jebol. Sehingga pas musim hujan seperti saat ini terpaksa meja guru pengajar yang ada di dekat papan tulis harus digeser agak mendekati meja siswa agar tidak terkena air hujan.
Dengan kondisi ruang kelas bocor dan dengan siswa yang hanya menyisakan 3 siswa, Alhamdulillah Asesmen Sumatif Ganjil bisa dilaksanakan dengan lancar, ketiga siswa tersebut tetap semangat melajalani Asesmen Sumatif. Walaupun ada siswa yang nyeletuk dengan ungkapan : ..."pa dingin yah karena hujan tidak juga kunjung berhenti...". Kondisi ini bisa dipahami karena jendela ruang kelas sudah banyak yang rapuh juga atap dan plavon yang jebol tidak ada gentingnya.
Jumlah siswa/i Madrasah Tsanawiyah Al-Baha yang terdaftar di EMis kemenag berjumlah 19 siswa/i, tapi dengan berjalannya waktu kehadiran siswa/i semakin hari semakin berkurang dan saat ini hanya sekitar 3 siswa yang rajin mengikuti kegiatan belajar.
Dinamika naik turunnya tingkat kehadiran siswa/i dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bisa difahami dan dimengerti.
Banyak faktor yang menjadi penyebab tingkat kehadiran peserta didik dalam mengikuti KBM tidak stabil (naik turun), tetapi faktor yang utama adalah karena faktor ekonomi. Rata-rata orang tua siswa/i Madrasah Tsanawiyah Al-Baha berlatar belakang berprofesi sebagai buruh, baik buruh pertanian, buruh kuli panggul di pasar.
Makanya siswa/i yang sekolah di Madrasah Tsanawiyah Al-Baha tidak dipungut biaya sepeserpun, tidak ada uang biaya pendaftaran, biaya bulanan (SPP), biaya menebus seragam sekolah, dan biaya lainnya sama sekali ditiadakan. Padahal madrasah Tsanawiyah Al-Baha merupakan madrasah rintisan yang masih sangat besar membutuhkan anggaran untuk pengadaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar.
Walaupun demikian Yayasan Aman Sentosa Sejahtera yang menaungi Madrasah Tsanawiyah Al-Baha memiliki program yang cukup bagus. Program utamanya adalah akan mendirikan pondok pesantren dengan nama Pondok Pesantren Al-Baha yang santrinya nanti akan diambil dari peserta didik yang ada di madrasah Tsanawiyah Al-Baha terutama peserta didik dari kalangan ekonomi lemah atau tidak mampu yang akan diprioritaskan menjadi santri di pesantren.
Untuk rintisan pondok pesantren tersebut saat ini di rumah pemilik yayasan sudah ada Rumah Qur'an dengan nama Rumah Qur'an Ats-Tsaqolain, untuk menunjang operasional kegiatan rumah Qur'an tersebut sudah ada rintisan pembentukan Rumah Yatim Dhu'afa dengan nama Rumah Yatim Dhu'afa LAN TABURO dengan donatur dari kalangan keluarga sendiri untuk saat ini.
Sekian