Lihat ke Halaman Asli

kanggo kowe

saya penulis lepas, jurnalis, kolumnis , Kontributor di beberapa media

Negara Ini untuk rakyat, atau Rakyat untuk Negara?

Diperbarui: 24 Maret 2020   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis wacana negara ideal ( dokpri)

Negara Untuk  Rakyat, atau rakyat untuk Negara  ?   Membangun Indonesia dari Pinggiran  (Nawa Cita-)"Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan". 

Makna membangun dari pinggiran adalah perkuatan di akar rumput bukan membangun    floating mass.Merakyat,   mengakar pada kekuatan di level pelaksanan, pada tingkat terendahpun merasakan adanya perubahan. Sementara ini, memang yang diperhatikan didepan mata, siapa kenal maka dialah yang disayang. Siapa di depan mata dialah yang terbaik.

Kekuatan Indonesia adalah pada akar rumput pada pedesaan, daera-daerah perbatasan, pada level-level komuniti. Kekuatan-kekuatan komuniti akan menjadi bagian dari kekuatan dan ketahanan bangsa.

di pinggiran ( dokpri)

Bung Karno mengatakan "Kebudayaan nasional Indonesia adalah   puncak kebudayaan ke  daerahan. Maknanya, hak-hak budaya komuniti menjadi suatu kekayaan dan keberagaman, yang dibangun pada model multikulturalisme.Ketertinggalan daerah pinggiran akibat system-sistem transportasi, komunikasi yang terputus atau tidak menjangkaunya.

Ini semua menjadi bagian kebijakan publik yang semestinya menjadi prioritas. Bukti terimplementasikan nawa cita ke 3 ini adalah:

1.Political will para pemimpin dan aparatur penyelenggara negara di semua lini.
2.Terbukanya system-sistem transportasi, informasi dan komunikasi.
3.Apresiasi atas apa yang ada pada kebudayaan-kebudayaan akar rumput.
4.Terlindunginya dan mampu memanfaatkan sumberdaya daerah pinggiran menjadi kekuatan atau energi bagi hidup dan kehidupan rakyat.
5.Terlihat secara nyata pembangunan-pembangunan infrastruktur pendukung yang memadai.
6.Adanya fajar baru harapan baru bagi masyarakat pinggiran dan mereka mendapatkan kesempatan belajar, guru-guru dan berbagai fasilitas pendidikan yang tidak tertinggal.


Point-point

Pinggir ( negara pinggiran) (dokpri)

di atas merupakan standar dasar yang juga mampu ditunjukan dalam pelayanan-pelayanan publik yang berkualitas prima.(Burisrawa_ Rajakayakandang Sapi Kropak pati)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline