Lihat ke Halaman Asli

Puncak Kerinduan

Diperbarui: 10 Agustus 2015   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

 

Puncak Kerinduan

Kau pandangi gunung diatas sana baik-baik. Sungguh merengkuh pun tak mampu. Kalau kita mencoba mendekat, rasanya butuh puluhan ribu langkah untuk sampai dipuncaknya. Kita baru melihatnya dari kejauhan bukan?

Sebelum kita belum mencoba memulai pijakan demi pijakan langkah. Perlu bekal dan perlengkapan yang cukup agar saat lelah menyerang, tubuh dapat beristirahat menyimpan tenaga yang mulai kepayahan. Karena kita tidak tahu bagaimana keadaan cuaca saat pendakian bukan?

Segala persiapan sama seperti usaha keras kita saat mencoba mencapai impian. Bukan hanya nekat yang melekat pada pikiran, tetapi wujud kesuksesan diawali dari persiapan yang matang merealisasikan impian.

Seperti kau, yang sangat penting untuk diperjuangkan. Pahamilah segala pendakian memang berat, ada tantangan yang menguji perjalanan kita pada sebuah pendakian. Tetapi saat sampai diatas titik puncak tujuan. Seuntai kata yang ku hujamkan yaitu takkan ada kata mundur dalam perjalanan. Kita hanya perlu energi yang banyak untuk memperjuangkan impian.

Jakarta, 10 Agustus 2015 I Gilang Norman Ramadhan

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline