Lihat ke Halaman Asli

Anak Orang (Sholeh) Tawuran

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hujan mulai turun ketika aku sampai dimasjid ini. Aku perhatikan masih kosong, shubuh yang sepi. Hanya saja tadi saat aku menuju kesini aku temui sekumpulan anak muda masih asyik bercengkrama dengan temannya lokasinya bersebrangan dengan masjid. Miris saat ku tengok ke dalam masjid ada beberapa orang tua, yang sedang berdzikir nampaknya. Apakah sholat berjamaah dan berdzikir mesti nunggu usia senja?

Hmm…manusia kadang lupa, ingat mati jika sudah rambut dipenuhi uban dan wajah mulai keriput. Selesai sholat aku tanya seorang ustadz dimasjid itu, dimana para anak muda? ustadz itu diam tak menutup rapat-rapat mulutnya.

Lantas aku akhirnya pulang menuju rumah saudaraku. Anehnya, sepanjang perjalanan kakiku tiba-tiba berhenti saat bunyi speaker masjid itu memberi kabar ada beberapa anak muda meninggal di rukun tetangga tersebut akibat diserang pemuda kampung lain. Aku keheranan saat melihat orang tua yang aku temui dimasjid menangis tersedu-sedu ketika kabar itu disampaikan dimasjid. Ternyata salah satu dari korban meninggal itu adalah anaknya, inilah tanda kesholehan tak bisa diwariskan.

Penulis : Gilang Ramadhan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline