Lihat ke Halaman Asli

Imam Maliki

Manusia yang ingin berbuat lebih, melebihi rasa malas

Rahasia Kebangkitan Sepak Bola Indonesia

Diperbarui: 23 September 2018   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setahunan ini saya menjadi penggemar berat Tim Nasional Sepak bola Indonesia. Jadwal pertandingan timnas sudah terlingkari di kalender. Semangat untuk menonton lebih besar darpada tahun-tahun lalu. Sebagai Aremania (supporter Arema) kegilaan kepada timnas lebih besar daripada kepada klub sekota. Jika Arema bertanding, karena kesibukan bolehlah untuk tidak melihat, tapi jika timnas main, kesibukan itu harus di tunda.

Melihat sepak terjang timnas di semua kelompok umur, beberapa tahun ini mengalami kemajuan yang signifikan. Dulu, jangankan lawan Negara timur tengah, lawan Vietnam dan Thailand saja kita kalah sebelum bertanding. Masih ingat kasus sepak bola gajah yang memalukan sepak bola Indonesia?

Pada kompetisi sepak bola Asia Tenggara, Piala Tiger 1998, saat itu Thailand dan Indonesia berada satu group, keduanya sama-sama sudah lolos semifinal. Tapi demi menghindar menjadi juara group yang berarti akan menghadapi Vietnam, kedua tim berlomba mencetak gol bunuh diri. Pemain Indonesia Mursyid Effendi kreator pertama gol bunuh diri mendapat hukuman dari FIFA yaitu di larang bermain sepak bola seumur hidup.

Paska kejadian konyol itu, sepak bola gajah juga terjadi pada level klub di Indonesia yaitu pada babak 8 besar Divisi Utama 2014. PSS Sleman memenangi pertandingan dengan skor 3 -- 2 atas PSIS Semarang, yang janggal kelima gol itu terjadi lewat gol bunuh diri. Kedua kesebelasan itu berlomba untuk mengalah agar tidak menjadi juara group N agar terhindar dari dari pertemuan dengan runner-up group P, Borneo FC.

Cerita tentang sepak bola gajah adalah masa lalu. Kini, Timnas Indonesia sudah di segani. Jika ketika era sepak bola gajah timnas kita di antara tengah-tengah, yaitu diatas Brunei, Filipina, Laos dan Myanmar. Dibawah Thailand dan Vietnam. Kini kita sejajar dengan Thailand dan Vietnam, bahkan sedikit lebih unggul.

Timnas senior, Timnas U19 dan Timnas U16 jika bertanding dengan Negara Asia Tenggara kemungkinan menang lebih besar, bandingkan dengan dulu ketika bertemu dengan Thailand kemungkinan menang 30 : 70, timnas kita yang 30. Yang terbaru Timnas U16 menundukkan Timnas U16 Iran. Bukan sebuah kebetulan, tapi memang kualitas pemain kita bagus.

Rekrutmen pemain muda, sekarang sudah lumayan obyektif. Ini terlihat dengan beragamnya latar belakang ekonomi pemain muda. Sudah menjadi rahasia umum, dulu ketika ada seleksi pemain muda untuk di orbitkan pada jenjang yang lebih atas, seringkali bukan skill pemain yang di nilai, tapi seberapa besar orangtua pemain men-tranfer sejumlah uang kepada 'pemandu bakat'. Maka, yang terjadi pemain menjadi manja, bukan pekerja keras.

Sebab lain Timnas sekarang lebih maju, karena perhatian pemerintah kepada sepak bola yang semakin besar. Training Camp ke luar negeri ataupun mendatangkan Negara lain yang sudah maju untuk bertanding dengan Indonesia juga di lakukan pemerintah. Dengan TC ke luar negeri pemain menjadi terbiasa dengan atmosfir sepak bola di Negara lain.

Untuk postur tubuh, pemain Indonesia kalah tinggi dengan pemain dari timur tengah, Eropa maupun Afrika. Yang menjadi nilai plus pemain indonesia adalah kecepatan, kelincahan dan kepercayaan diri pemain. Ketiga hal itu benar-benar di manfaatkan dengan baik oleh manajemen timnas.

Sepak bola Modern Di Indonesia

Belum lama ini Timnas Indonesia uji tanding dengan Timnas Mauritius dengan skor akhir 1 : 0 untuk kemenangan Timnas Indonesia. Dalam jumpa pers setelah pertandingan pelatih Timnas Mauritius mengakui keunggulan Timnas Indonesia. Pelatih itu mengatakan Timnas Indonesia sudah menerapkan sepak bola modern.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline