Lihat ke Halaman Asli

Ferry Aldina

Writerpreneur I Islamic Parenting Blogger

Inilah 3 Alasan Kenapa "Misting" Berpotensi Jadi Tren 2021

Diperbarui: 6 Januari 2021   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal tahun 2021 menjadi hari yang begitu mendebarkan bagi semua orang tua. Pasalnya pemerintah memperbolehkan sekolah untuk memulai kegiatan belajar mengajar tatap muka. Para orangtua yang harus menyiapkan segala perlengkapan untuk anak-anaknya. Termasuk membeli misting  atau kotak makan yang unik-unik untuk anaknya. Akankah misting  ini menjadi tren 2021?

Sejujurnya kata misting ini bukan kata baku melainkan kata serapan. Entah dari mana tapi sebagai orang sunda saya sering menggunakan misting  untuk nama lain dari kotak makan. Jika ingin mencari padanan misting mungkin kompasianer lebih cepat telusuri kata "rantang". Maka disanalah kata yang paling tepat dan sesuai kamus KBBI.

Stop! Jangan membahas KBBI! Saya bukan Ivan Lanin ataupun Daeng Khrisna. Jika dibaca oleh beliau-beliau ini habislah riwayat saya. Lebih baik menganggukkan kepala saja jika diberi kritik cabai oleh para pakar itu.

Mari kita bahas misting ini kenapa bisa menjadi tren 2021.

November lalu, Menteri Pendidikan mengumumkan tentang dibolehkannnya kegiatan belajar mengajar tatap muka di semester genap atau awal tahun 2021. Tentu dengan berbagai pertimbangan yang sangat ketat.

Adanya kesepakatan di antara ketiga pihak, yaitu pemda, sekolah, dan perwakilan orang tua. Menurut rumpian ibu-ibu, saya pernah mencuri dengar jika ibu-ibu tidak tega melepas anak-anaknya ke sekolah. Rasa takut dan khawatir bersatu padu menghilangkan rasa percaya kepada sekolah.

Akankah sekolah menjamin kesehatan anak-anaknya? Bagaimana dengan interaksi dengan teman-teman sekelasnya? Bagaimana nanti jika terkena?

Jika diteruskan mungkin pertanyaan ibu-ibu ini tidak ada habisnya. Lanjutkan saja ke misting.

Tentu kita berharap pandemi ini segera berakhir. Menteri Pendidikan dalam SKB 4 Menteri mengatakan bahwa diskresi pembukaan sekolah diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah. Pertimbangan yang paling utama adalah belum membaiknya kasus covid-19 di negeri tercinta ini.

Wahai corona, pergilah!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline