Lihat ke Halaman Asli

Ferry Aldina

Writerpreneur I Islamic Parenting Blogger

Refleksi Hari Keluarga di Bulan Pendidikan dan Kebudayaan

Diperbarui: 31 Mei 2016   21:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ibu mengajarkan al quran (sumber : http://smpbudiutomoperak.sch.id)

Bulan Mei adalah Bulan Pendidikan dan Kebudayaan. Bukan hanya sekedar seremonial belaka tetapi bulan Mei merupakan momentum kebangkitan. Kebangkitan dalam segi pendidikan, kebudayaan, patriotisme, dan kebhinekaan.

Tepat tanggal 29 Mei adalah hari keluarga. Keluarga berperan penting dalam keberhasilan pendidikan anak. Korelasi antara keluarga dan pendidikan saling terikat. Keberhasilan suatu pendidikan sangat dipengaruhi bagaimana pengaruh keluarga didalamnya.

UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BAB II pasal 3 menyebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk WATAK serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, BERAKHLAK MULIA, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. “

Watak dan akhlak mulia tercantum dalam fungsi pendidikan nasional. Ini berarti bahwa pendidikan akhlak sangatlah menunjang keberhasilan pendidikan. Tidak ada tempat yang baik untuk memperkenalkan tata krama dan adab selain keluarga. Disanalah anak diperkenalkan pertama kali tentang nilai – nilai kemanusiaan sebelum terjun ke dunia luar.

TIME NEWS  pernah menyebutkan bahwa di Amerika, anak – anak tidak terlalu mengharapkan materi dari orang tua untuk mendapatkan kesenangan. Mereka hanya butuh sesuatu yang simpel, yaitu komunikasi. Komunikasi bisa memberikan kedekatan antara orang tua dan anak. Sehingga terbentuklah lingkungan yang nyaman di keluarga. Dari kenyamanan, anak bisa lebih bersemangat dalam menikmati dunia pendidikannya.

Gerakan Semesta

Pendidikan sebagai gerakan semesta, dimana semua elemen bangsa terlibat dalam menyukseskan pendidikan. Pemerintah sebagai pusat sentral memberikan fasilitas untuk mengupayakan pemerataan pendidikan. Dimulai dari fasilitas, materi pembelajaran, tenaga pendidik, sampai perbaikan moral anak bangsa. Semua aspek pemerataan bisa diwujudkan jika ada kerja sama semua elemen bangsa, termasuk keluarga.

Sebagai gerbang pertama dalam dunia pendidikan, keluarga menentukan arah awal seorang anak dalam berkembang. Keluarga wajib memproteksi terhadap ancaman – ancaman dari luar. Berupa tontonan televisi tidak mendidik, kekerasan, pornografi, dan hal – hal yang memberikan efek negatif terhadap tumbuh kembang anak.

Penjagaan awal yang dilakukan keluarga berdampak positif terhadap pendidikan anak. Anak bisa mengetahui dan memilah – milah pasca pendidikan keluarga. Bukan berati pendidikan anak di keluarga sudah sampai tahapan pemahaman saja. Akan tetapi keberlanjutan komunikasi harus terus diutamakan. Komunikasi yang tidak pernah putus akan menciptakan suatu lingkungan yang terkondisikan secara baik.

Keluarga menciptakan generasi peradaban

Ketika anak mengenal dunia luar maka disanalah pencarian jati diri dimulai. Sekolah adalah tempat kedua dalam tahap  pembelajaran anak. Para guru memberikan pengajaran berupa materi akademik dan juga pendidikan moral. Pendidikan moral inilah yang penting untuk terus diajarkan sehingga anak masih terkontrol sikap dan wataknya. Itulah upaya preventif dalam menjaga stabilitas karakter anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline