Lihat ke Halaman Asli

Membangun Komunikasi

Diperbarui: 30 Oktober 2016   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

TulisanKangFazri – “Belajarlah mendengarkan, bukan hanya ingin didengarkan. Belajarlah untuk membesarkan jiwa saat diberi suatu kritik dan masukan, belajarlah untuk selalu menghargai karya, seremeh apapun itu, karena tidak selalu hasil yang dapat menjadi ukuran, melainkan prosesnyalah yang sebenarnya harus menjadi ukuran”.

Membangun komunikasi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari amatlah penting, karena dengan berkomunikasi hubungan antara sesama manusia akan terjalin, maka tak berlebihan rasanya jika dalam tulisan ini saya menyatakan bahwa membangun komunikasi dengan baik sangatlah diperlukan dalam segala aspek kehidupan, karena komunikasi merupakan salah satu unsur paling dominan tercapainya sebuah tujuan dalam suatu kelompok, komunitas, organisasi, pendidikan, pekerjaan dan lain sebagainya.

Banyak kelompok, organisasi ataupun perusahaan yang gagal dalam mencapai tujuan karena kurang terjalinnya komunikasi yang baik antar individu di dalamnya (pemimpin dan terpimpin), kita perlu menyadari bahwa menjaga, mengelola dan membangun komunikasi sangatlah penting dalam mencapai tujuan bersama.

Komunikasi yang baik memiliki nilai yang lebih tinggi dan tak bisa diukur dengan materi. Karena komunikasi yang baik dapat melahirkan rasa saling menghargai, saling menyemangati dan saling mengerti.

Misalnya ada 2 orang karyawan dengan jabatan yang sama di 2 perusahaan yang berbeda, karyawan pertama mendapatkan gaji Rp. 5.000.000,- setiap bulannya dan karyawan kedua mendapatkan gaji Rp. 3.000.000,-. Sekilas kita akan menyatakan bahwa karyawan dengan gaji yang lebih besarlah yang hidupnya lebih nyaman. Namun tidak semua hal dapat dilihat ataupun diukur dari hasil pencapaian saja, kita juga perlu melihat dan mempelajari bagaimana proses sebelum tercapainya sebuah hasil.

Ternyata karyawan pertama walaupun memiliki gaji yang lebih besar, dia mengaku merasa tidak nyaman bekerja di perusahaannya, alasannya bukan karena kerjaannya melainkan karena atasannyayang hanya bisa memerintah saja, dia dilarang untuk memberikan kritik bahkan saran sekalipun, jika tidak menuruti atasannya, dia terancam dipecat dari pekerjaannya.

Sedangkan karyawan yang kedua, walaupun dengan gaji yang lebih sedikit, dia mengaku merasa sangat nyaman bekerja di perusahaannya, karena dia merasa begitu dihargai, dalam perusahaan tersebut. Status ‘atasan dan bawahan’ seolah hanya sekedar formalitas semata, yang ada adalah ‘rekan kerja’, dia diperbolehkan untuk memberikan saran dan kritik yang membangun tentunya. Dari situlah kenyamanan dalam bekerja dapat dia rasakan.

Menjalin komunikasi bagi beberapa orang memang tidaklah mudah, karena hal ini menyangkut ‘harga diri’ mereka. Pernyataan ini biasanya diamalkan oleh mereka yang selalu merasa paling benar, tidak mau dikritik dan tidak mau mendengarkan saran. Saat mereka berada di dalam suatu kelompok, maka kemungkinan untuknya membangun sebuah ‘teamwork’ sangatlah kecil.

Maka dari itu, dimanapun posisi kita berada kita harus selalu senantiasa belajar membangun suatu komunikasi yang baik antar sesama, agar tujuan kita dan kelompok kita dapat tercapai sesuai dengan apa yang telah dicitakan.

 

Selamat mencoba!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline