Lihat ke Halaman Asli

Kank Erry

Abdi Negara

Protein Membantah Teori Kebetulan dalam Evolusi

Diperbarui: 30 Mei 2024   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : https://roboguru.ruangguru.com/question/tuliskan-struktur-asam-amino-dan-berilah-3-contoh-asam-amino-_QU-92OXBBB5

Teori evolusi menghadapi tantangan besar dalam menjelaskan pembentukan protein, molekul raksasa yang terdiri dari satuan-satuan kecil yang disebut "asam amino". Asam amino ini harus tersusun dalam urutan dan struktur tertentu untuk membentuk protein fungsional. Ketidakhadiran, penambahan, atau penggantian satu asam amino saja dapat menyebabkan protein tersebut menjadi tidak berguna.

Protein yang paling sederhana terdiri dari 50 asam amino, sementara beberapa lainnya terdiri dari ribuan asam amino. Ada 20 jenis asam amino berbeda, dan probabilitas untuk membentuk sebuah molekul protein berukuran rata-rata dengan urutan yang tepat dari 288 asam amino adalah 1 banding 10^300. Dalam kata lain, pembentukan satu molekul protein secara kebetulan adalah mustahil.

Selain urutan yang tepat, asam amino yang membentuk protein harus memiliki jenis yang sama. Terdapat dua jenis asam amino berdasarkan simetri cerminnya: "levo" (kiri) dan "dextro" (kanan). Semua protein dalam makhluk hidup hanya terdiri dari asam amino levo. Jika satu saja asam amino dextro terlibat, protein tersebut tidak akan berfungsi.

Sebagai contoh, molekul protein yang terdiri dari 500 asam amino memiliki probabilitas total untuk terbentuk dengan tepat sebagai berikut:

Probabilitas 500 asam amino terpilih dengan tepat = 1/20^500 = 1/10^650
Probabilitas semua asam amino berbentuk levo = 1/2^500 = 1/10^150
Probabilitas asam-asam amino bergabung dengan ikatan peptida = 1/2^499 = 1/10^150
Probabilitas total = 1/10^950, sebuah angka yang tidak masuk akal secara matematis.

Molekul hemoglobin, protein vital yang terdiri dari 574 asam amino, ada dalam jumlah 280 juta per sel darah merah. Usia bumi tidak memberikan cukup waktu untuk pembentukan protein secara coba-coba.

Secara keseluruhan, pembentukan protein yang kompleks ini menunjukkan bahwa evolusi tidak mampu menjelaskan asal-usul protein melalui kebetulan, apalagi menjelaskan pembentukan sel secara keseluruhan.

Prof. Dr. Ali Demirsoy mengakui dalam bukunya yang berjudul "Kalitim ve Evrim" (Pewarisan Sifat dan Evolusi). bahwa probabilitas pembentukan sitokrom-C, sebuah enzim penting, adalah seperti kemungkinan seekor monyet menulis sejarah manusia dengan mesin tik. Dalam hal ini, teori evolusi terpaksa mengandalkan hipotesis yang probabilitasnya hampir nol, atau menerima keterlibatan kekuatan metafisis, yang tidak sesuai dengan tujuan-tujuan ilmiah.


Kesimpulannya, fakta bahwa protein tidak dapat terbentuk secara kebetulan mendukung pandangan bahwa ada desain cerdas di balik kehidupan, sesuatu yang tidak dapat dijelaskan oleh evolusi semata. dan bahwa evolusi mungkin tidak didasari oleh sesuatu yang acak dan kebetulan semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline