Lihat ke Halaman Asli

DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA

Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Feminisme dan Abolisionisme: Angelina Grimke

Diperbarui: 5 Agustus 2024   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.blackpast.org/african-american-history/grimke-angelina-weld-1880-1958/

Angelina Grimk adalah salah satu tokoh terkemuka dalam sejarah feminisme dan gerakan abolisionis Amerika Serikat. Lahir pada 20 Februari 1805 di Charleston, Carolina Selatan, Angelina tumbuh dalam keluarga pemilik budak yang kaya. Namun, berbeda dengan kebanyakan orang di sekitarnya, Angelina bersama saudara perempuannya, Sarah Grimk, menjadi pionir dalam perjuangan melawan perbudakan dan memperjuangkan hak-hak perempuan. Kehidupan dan karya Angelina Grimk menawarkan pandangan mendalam tentang hubungan antara feminisme dan abolisionisme di abad ke-19.

#### Awal Kehidupan dan Transformasi

Angelina Grimk dibesarkan dalam lingkungan yang sangat konservatif di mana perbudakan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun, sejak usia muda, Angelina menunjukkan ketidakpuasan terhadap ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya. Pendidikan yang dia terima dan pengaruh dari saudara perempuannya, Sarah, yang juga menentang perbudakan, memperkuat pandangannya.

Pada tahun 1829, Angelina pindah ke Philadelphia dan bergabung dengan Religious Society of Friends (Quakers), yang memiliki pandangan anti-perbudakan yang kuat. Di sana, pandangannya terhadap perbudakan semakin radikal. Dia mulai menulis dan berbicara menentang perbudakan, dan pada tahun 1835, dia menulis surat terbuka yang menentang perbudakan kepada William Lloyd Garrison, editor surat kabar abolisionis terkemuka, The Liberator. Surat tersebut diterbitkan dan menarik perhatian nasional.

#### Keterlibatan dalam Gerakan Abolisionis

Angelina Grimk menjadi seorang aktivis yang vokal dalam gerakan abolisionis. Dia dan saudara perempuannya adalah di antara sedikit perempuan yang diakui sebagai pembicara publik dalam gerakan tersebut. Pada tahun 1836, Angelina menulis pamflet berjudul "Appeal to the Christian Women of the South", yang menyerukan perempuan di Selatan untuk berbicara menentang perbudakan. Dia menekankan bahwa perempuan memiliki kekuatan moral untuk mengubah pandangan masyarakat tentang perbudakan.

Grimk bersaudara melakukan tur berbicara di seluruh Timur Laut, berbicara di hadapan ratusan, bahkan ribuan orang. Mereka sering kali menghadapi ancaman kekerasan dan kritik keras karena melanggar norma-norma gender pada saat itu yang melarang perempuan berbicara di depan umum. Namun, keberanian mereka menginspirasi banyak orang dan membantu memperkuat gerakan abolisionis.

#### Feminisme dan Hak-Hak Perempuan

Selain keterlibatannya dalam gerakan abolisionis, Angelina Grimk juga menjadi tokoh penting dalam gerakan hak-hak perempuan. Pengalaman berbicara di depan umum dan menghadapi diskriminasi gender membuatnya menyadari bahwa perjuangan melawan perbudakan dan perjuangan untuk hak-hak perempuan saling terkait.

Angelina dan Sarah menulis serangkaian surat yang dikenal sebagai "Letters on the Equality of the Sexes and the Condition of Woman", yang diterbitkan pada tahun 1837. Dalam surat-surat ini, mereka berargumen bahwa perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi politik. Mereka menolak pandangan tradisional bahwa perempuan seharusnya hanya berada di rumah dan mengurus keluarga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline