Pemilu 1997 di Indonesia merupakan salah satu peristiwa politik yang penuh dengan kontroversi dan dinamika. Pemilu ini diadakan pada 29 Mei 1997 dan menghasilkan kemenangan besar bagi Golkar, partai yang didukung penuh oleh rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Salah satu fenomena menarik yang terjadi pada pemilu ini adalah fenomena "overshooting", di mana hasil suara yang diperoleh Golkar melebihi ekspektasi banyak pengamat politik. Dalam artikel ini, kita akan membedah lebih dalam tentang fenomena overshooting di Pemilu 1997, faktor-faktor yang menyebabkannya, serta dampaknya terhadap lanskap politik Indonesia saat itu.
### Pengertian Overshooting
Overshooting dalam konteks pemilu merujuk pada hasil suara yang diperoleh sebuah partai yang jauh melebihi prediksi atau ekspektasi awal. Fenomena ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari strategi kampanye yang efektif, mobilisasi massa yang kuat, hingga manipulasi dan kecurangan dalam proses pemilu itu sendiri.
### Pemilu 1997: Konteks dan Latar Belakang
Pemilu 1997 diadakan di tengah situasi politik yang dikendalikan secara ketat oleh rezim Orde Baru. Kebebasan politik dan kebebasan berekspresi sangat terbatas, dan pemerintah menggunakan berbagai cara untuk memastikan dominasi Golkar dalam pemilu. Dalam konteks ini, dua partai oposisi utama, yaitu Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), menghadapi berbagai tekanan dan hambatan.
### Faktor-faktor Penyebab Overshooting di Pemilu 1997
1. **Kontrol Ketat oleh Rezim Orde Baru**
Pemerintah Orde Baru menerapkan berbagai strategi untuk memastikan kemenangan Golkar. Aparatur negara, termasuk militer dan birokrasi, dikerahkan untuk mendukung kampanye Golkar. Penggunaan fasilitas negara dan intimidasi terhadap lawan politik menjadi bagian dari strategi ini.
2. **Manipulasi dan Kecurangan**
Banyak laporan tentang adanya manipulasi dan kecurangan dalam proses pemilu. Ini termasuk manipulasi daftar pemilih, penggunaan suara ganda, dan penggelembungan suara untuk Golkar. Banyak TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang dilaporkan melakukan praktik-praktik curang demi memastikan kemenangan Golkar. Sebagai contoh Kasus di Sampang, Madura.