Di bawah langit yang redup, di atas tanah yang gersang,
Kita berdiri, tegap meski kerap terjerembab,
Di tengah derita yang merasuk hingga tulang,
Meniti asa yang tetap berkobar, walau kadang meredup.
Angin malam menyapu wajah-wajah letih,
Mengusap peluh yang bercucuran tanpa henti,
Bibir-bibir kering tersenyum dengan getir,
Namun mata tetap berkilat, penuh harap akan hari esok.
Di balik duka, ada secercah harapan yang bersembunyi,
Terbungkus dalam doa-doa yang terbisik lirih,
Tersemat dalam pelukan hangat keluarga,