Lihat ke Halaman Asli

DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA

Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Guru Honorer Itu Marhaen!

Diperbarui: 29 Juli 2024   09:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ekbis.sindonews.com

Guru honorer merupakan salah satu pilar penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Namun, status mereka yang belum sepenuhnya diakui dan apresiasi yang minim mencerminkan situasi marhaenisme yang masih sangat relevan hingga saat ini. Marhaenisme, sebagai ideologi yang diperkenalkan oleh Soekarno, mengangkat keberpihakan pada kaum marhaen---golongan rakyat kecil yang seringkali terpinggirkan dalam sistem sosial dan ekonomi. Guru honorer adalah salah satu manifestasi nyata dari golongan ini.

Guru honorer bekerja dengan dedikasi tinggi, meskipun mereka menghadapi banyak keterbatasan. Mereka mengabdi di pelosok-pelosok negeri, memberikan pendidikan kepada anak-anak bangsa dengan semangat yang tak pernah pudar. Sering kali, mereka harus menjalankan tugas tanpa dukungan fasilitas yang memadai dan gaji yang layak. Ketidakpastian status pekerjaan dan rendahnya penghasilan menjadi tantangan yang harus mereka hadapi sehari-hari. Meskipun demikian, mereka tetap menjalankan tugas mulianya dengan penuh tanggung jawab.

Dalam konteks marhaenisme, guru honorer mencerminkan perjuangan kelas marhaen yang gigih melawan ketidakadilan. Mereka bekerja keras demi masa depan generasi muda, meskipun imbalan yang mereka terima tidak sebanding dengan usaha dan pengorbanan yang telah mereka lakukan. Kondisi ini menuntut perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat untuk memberikan penghargaan yang layak bagi para guru honorer.

Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah guru honorer di Indonesia mencapai ratusan ribu. Mereka tersebar di berbagai daerah, mulai dari kota besar hingga pelosok desa. Banyak dari mereka yang telah mengabdi bertahun-tahun tanpa mendapatkan kepastian mengenai status mereka sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Padahal, kontribusi mereka sangat vital dalam mendukung keberhasilan sistem pendidikan di Indonesia.

Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh guru honorer adalah rendahnya gaji yang mereka terima. Gaji yang diterima oleh guru honorer sering kali jauh di bawah upah minimum regional, bahkan ada yang hanya mendapatkan honor sebesar Rp 300.000 hingga Rp 500.000 per bulan. Dengan penghasilan tersebut, mereka harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk biaya transportasi, kebutuhan rumah tangga, dan biaya pendidikan anak-anak mereka. Kondisi ini menunjukkan betapa rentannya posisi mereka dalam struktur sosial dan ekonomi.

Selain masalah gaji, status pekerjaan yang tidak pasti juga menjadi persoalan besar bagi guru honorer. Banyak dari mereka yang telah mengabdi bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, namun belum juga diangkat menjadi PNS. Proses pengangkatan yang berbelit-belit dan quota yang terbatas menjadi hambatan bagi mereka untuk mendapatkan kepastian status pekerjaan. Hal ini berdampak pada kesejahteraan mereka, baik secara finansial maupun psikologis.

Marhaenisme mengajarkan bahwa setiap individu, tanpa memandang status sosial dan ekonomi, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan dan perlakuan yang adil. Dalam konteks guru honorer, pemerintah seharusnya memberikan perhatian khusus untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Peningkatan gaji dan kepastian status pekerjaan adalah dua hal yang sangat mendesak untuk diwujudkan. Selain itu, pemerintah juga harus memastikan bahwa guru honorer mendapatkan akses yang sama terhadap pelatihan dan pengembangan profesional, sehingga mereka dapat terus meningkatkan kualitas pendidikan yang mereka berikan.

Di sisi lain, masyarakat juga harus berperan aktif dalam memberikan dukungan kepada guru honorer. Penghargaan dan apresiasi dari masyarakat akan menjadi motivasi tambahan bagi mereka untuk terus berkarya dengan dedikasi tinggi. Keterlibatan masyarakat dalam mendukung kesejahteraan guru honorer dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti donasi, program bantuan sosial, dan kampanye kesadaran mengenai pentingnya peran guru honorer dalam sistem pendidikan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan merupakan kunci utama dalam menciptakan generasi yang cerdas dan berdaya saing. Guru honorer, dengan segala keterbatasan yang mereka hadapi, tetap menjalankan tugas mulianya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita semua memberikan perhatian lebih kepada mereka. Pemerintah harus segera mengambil langkah konkret untuk meningkatkan kesejahteraan guru honorer, sedangkan masyarakat harus lebih peduli dan aktif dalam memberikan dukungan.

Guru honorer adalah marhaen modern yang berjuang demi masa depan bangsa. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang seharusnya mendapatkan penghargaan dan perlakuan yang layak. Dengan memperjuangkan hak-hak mereka, kita tidak hanya menegakkan keadilan sosial, tetapi juga memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan pendidikan yang berkualitas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline