AMPERA, atau Amanat Penderitaan Rakyat, adalah warisan revolusioner yang diberikan oleh Presiden Soekarno kepada bangsa Indonesia. AMPERA menjadi pijakan utama dalam kebijakan politik dan internasional Soekarno, yang menekankan pada kedaulatan bangsa, keadilan sosial, dan perlawanan terhadap segala bentuk penjajahan. Salah satu isu global yang paling menonjol dalam kebijakan luar negeri Soekarno adalah penentangannya terhadap Zionisme, sebuah ideologi yang menurutnya bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan dan hak asasi manusia.
#### Latar Belakang AMPERA
AMPERA lahir dari semangat revolusi yang menggerakkan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaannya dari penjajahan. Setelah proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, Soekarno menyadari bahwa kemerdekaan bukan hanya berarti lepas dari kolonialisme, tetapi juga membangun sebuah negara yang adil dan makmur bagi seluruh rakyatnya. Dalam konteks internasional, Soekarno menganggap bahwa perjuangan melawan penjajahan harus diperluas ke seluruh dunia, termasuk melawan bentuk-bentuk penjajahan modern seperti imperialisme dan Zionisme.
#### Soekarno dan Zionisme
Zionisme adalah sebuah gerakan politik yang berusaha untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina. Gerakan ini mulai berkembang pada akhir abad ke-19 dan mencapai puncaknya dengan pembentukan negara Israel pada tahun 1948. Soekarno melihat Zionisme sebagai bentuk baru dari kolonialisme, di mana penduduk asli Palestina dipaksa untuk menyerahkan tanah mereka kepada pendatang baru.
Dalam pandangan Soekarno, pendirian negara Israel tidak hanya merupakan pelanggaran terhadap hak-hak bangsa Palestina, tetapi juga merupakan ancaman terhadap stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah. Ia berpendapat bahwa perjuangan rakyat Palestina untuk mempertahankan tanah mereka adalah bagian dari perjuangan global melawan segala bentuk penindasan dan ketidakadilan. Oleh karena itu, Soekarno menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang paling vokal dalam mendukung hak-hak Palestina di forum internasional.
#### Dukungan Soekarno untuk Palestina
Dukungan Soekarno terhadap perjuangan Palestina bukan hanya sebatas retorika. Ia mengambil langkah konkret untuk menunjukkan solidaritas Indonesia dengan rakyat Palestina. Pada tahun 1962, Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Zionis. Selain itu, Soekarno juga aktif berpartisipasi dalam berbagai konferensi internasional yang mendukung kemerdekaan Palestina, termasuk Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955.
Pada konferensi tersebut, Soekarno dengan tegas menyatakan bahwa masalah Palestina adalah masalah seluruh umat manusia yang peduli terhadap keadilan dan hak asasi manusia. Ia mengajak negara-negara peserta konferensi untuk bersatu melawan segala bentuk kolonialisme dan imperialisme, termasuk Zionisme. Dukungan yang diberikan oleh Soekarno kepada Palestina mendapatkan apresiasi yang besar dari dunia internasional, terutama dari negara-negara Arab dan Muslim.
#### AMPERA dalam Konteks Perjuangan Melawan Zionisme