Lihat ke Halaman Asli

DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA

Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Perubahan Hakiki Hanya dengan Islam dan Marhaenisme

Diperbarui: 23 Juli 2024   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://m.kumparan.com/berita-terkini/contoh-surat-dengan-ayat-pendek-al-quran-1wTqCjjmZKV

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, sumber daya alam, dan keberagaman. Namun, meski memiliki potensi besar, tantangan besar juga menghadang perjalanan bangsa ini. Ketimpangan sosial, korupsi, dan ketidakadilan masih menjadi permasalahan yang mengakar kuat. Dalam menghadapi tantangan ini, diperlukan sebuah pendekatan yang holistik dan revolusioner. Dua ideologi yang bisa membawa perubahan hakiki adalah Islam dan Marhaenisme.

Islam, sebagai agama mayoritas di Indonesia, menawarkan sebuah sistem nilai yang lengkap. Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan antar manusia dan alam sekitarnya. Nilai-nilai keadilan, kesejahteraan sosial, dan persaudaraan menjadi dasar dari ajaran Islam. Dalam Al-Qur'an, banyak ayat yang menekankan pentingnya keadilan sosial dan ekonomi, seperti dalam surah Al-Hashr ayat 7 yang menyatakan bahwa harta kekayaan tidak boleh hanya berputar di kalangan orang-orang kaya saja. Prinsip ini jika diterapkan secara konsisten dalam kebijakan publik, dapat mengurangi ketimpangan ekonomi yang ada di masyarakat.

Selain itu, Islam juga mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda bahwa "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya." Ini berarti, setiap pemimpin harus bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka. Jika prinsip ini diterapkan dalam pemerintahan, maka korupsi dapat diminimalisir, dan kepercayaan publik terhadap pemerintah dapat dipulihkan.

Dokumen Pribadi 

Di sisi lain, Marhaenisme adalah ideologi yang diusung oleh Bung Karno, yang berfokus pada pemberdayaan rakyat kecil, atau Marhaen. Marhaenisme mengajarkan bahwa rakyat kecil harus menjadi subjek utama dalam pembangunan. Bung Karno melihat bahwa Indonesia tidak akan maju jika rakyat kecil terus-menerus ditindas dan tidak mendapatkan akses yang adil terhadap sumber daya dan kesempatan.

Salah satu prinsip dasar Marhaenisme adalah ekonomi berdikari, yang berarti ekonomi yang mandiri tanpa bergantung pada kekuatan asing. Dalam konteks saat ini, ekonomi berdikari bisa diwujudkan dengan mendorong produksi dalam negeri, memperkuat sektor UMKM, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan yang memadai. Jika rakyat kecil diberdayakan secara ekonomi, mereka akan memiliki daya tawar yang lebih tinggi, dan ketimpangan sosial bisa dikurangi.

Islam dan Marhaenisme memiliki banyak kesamaan dalam hal visi dan tujuan. Keduanya menekankan pentingnya keadilan sosial, kesejahteraan masyarakat, dan pemberdayaan rakyat kecil. Keduanya juga menolak segala bentuk penindasan dan eksploitasi. Dengan menggabungkan kedua ideologi ini, Indonesia dapat menciptakan sebuah sistem yang tidak hanya adil, tetapi juga manusiawi dan berkelanjutan.

Namun, untuk mewujudkan perubahan hakiki ini, diperlukan komitmen dan usaha yang serius dari semua pihak. Pemerintah harus berani mengambil kebijakan yang pro-rakyat dan berpihak pada keadilan sosial. Misalnya, dengan melakukan reforma agraria yang sesungguhnya, dimana tanah dan sumber daya alam dikelola untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk kepentingan segelintir orang. Pemerintah juga harus memperkuat sektor pendidikan dan kesehatan, agar semua lapisan masyarakat memiliki akses yang sama terhadap layanan dasar ini.

Masyarakat juga harus aktif berperan serta dalam proses perubahan. Pendidikan politik harus ditingkatkan, agar rakyat memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Selain itu, masyarakat harus berani melawan segala bentuk ketidakadilan dan korupsi. Peran serta masyarakat dalam pengawasan pemerintahan sangat penting untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar sesuai dengan kepentingan rakyat.

Kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat juga sangat diperlukan. Organisasi keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, dan kelompok-kelompok komunitas harus bersatu padu dalam mendorong perubahan. Islam dan Marhaenisme bisa menjadi perekat yang menyatukan berbagai kelompok ini, karena keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline