Lihat ke Halaman Asli

DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA

Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Minimnya Pemuda Berserikat

Diperbarui: 13 Juli 2024   04:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/951/pemuda-sebagai-agent-of-change

Dalam beberapa dekade terakhir, partisipasi pemuda dalam berbagai organisasi dan perkumpulan mengalami penurunan yang signifikan. Fenomena ini terlihat jelas di banyak negara, termasuk Indonesia. 

Minimnya pemuda yang berserikat menjadi perhatian serius mengingat peran strategis mereka dalam pembangunan bangsa dan negara. Pemuda, sebagai agen perubahan, memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi positif dalam berbagai aspek kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. Namun, mengapa sekarang ini minat mereka untuk berserikat semakin berkurang?

### Perubahan Budaya dan Prioritas

Salah satu faktor utama yang menyebabkan minimnya pemuda berserikat adalah perubahan budaya dan prioritas hidup. Generasi milenial dan Gen Z tumbuh dalam era digital yang serba cepat dan instan. Media sosial, teknologi, dan internet memberikan berbagai kemudahan serta hiburan yang mampu menyita waktu dan perhatian mereka. Akibatnya, banyak pemuda yang lebih fokus pada kehidupan pribadi, karier, dan hiburan daripada terlibat dalam kegiatan organisasi atau komunitas.

Perubahan prioritas ini juga terlihat dalam pandangan mereka terhadap organisasi. Banyak pemuda yang merasa bahwa bergabung dengan organisasi memerlukan komitmen waktu dan tenaga yang besar, yang dianggap tidak sebanding dengan manfaat yang didapat. Selain itu, pandangan bahwa organisasi seringkali dipenuhi dengan birokrasi dan politik internal juga menjadi penghalang bagi mereka untuk bergabung.

### Kurangnya Informasi dan Edukasi

Kurangnya informasi dan edukasi mengenai pentingnya berserikat juga menjadi faktor penghambat. Banyak pemuda yang tidak menyadari manfaat jangka panjang dari berorganisasi, baik dalam hal pengembangan diri, jaringan, maupun kontribusi sosial. Sekolah dan institusi pendidikan lainnya seringkali kurang menekankan pentingnya keterlibatan dalam organisasi, sehingga pemuda tidak mendapatkan dorongan yang cukup untuk berserikat.

Selain itu, kurangnya akses terhadap informasi mengenai organisasi yang ada juga menjadi kendala. Banyak pemuda yang tidak tahu bagaimana cara bergabung atau terlibat dalam organisasi tertentu. Informasi mengenai kegiatan, program, dan manfaat dari organisasi seringkali tidak tersebar dengan baik, sehingga tidak menarik minat mereka.

### Pengaruh Lingkungan dan Keluarga

Lingkungan dan keluarga juga memainkan peran penting dalam mempengaruhi minat pemuda untuk berserikat. Dalam beberapa kasus, lingkungan sosial yang tidak mendukung atau keluarga yang kurang memberikan dorongan dapat membuat pemuda enggan untuk terlibat dalam organisasi. Tekanan dari keluarga untuk fokus pada pendidikan dan karier seringkali membuat pemuda merasa bahwa berserikat adalah kegiatan yang tidak produktif dan membuang-buang waktu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline