Lihat ke Halaman Asli

DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA

Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Bagaimana Sarinah Melawan Seksisme?

Diperbarui: 10 Juli 2024   11:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

theconversation.com

Sarinah, sebuah nama yang dikenal di Indonesia sebagai lambang perlawanan terhadap seksisme dan ketidakadilan gender, memiliki sejarah yang kuat dalam perjuangan emansipasi wanita. Nama ini identik dengan buku karya Presiden pertama Indonesia, Soekarno, berjudul "Sarinah: Kewajiban Wanita Dalam Perjuangan Republik Indonesia", yang menyoroti pentingnya peran wanita dalam pembangunan bangsa. Dalam konteks modern, perjuangan melawan seksisme yang diwakili oleh Sarinah terus relevan dan menjadi inspirasi bagi banyak gerakan feminis di Indonesia.

**Latar Belakang Sejarah Sarinah**

Sarinah adalah seorang pengasuh Soekarno semasa kecil yang memberikan pengaruh besar pada pandangan Soekarno tentang peran wanita. Buku "Sarinah" yang diterbitkan pada tahun 1947, menyampaikan pandangan Soekarno tentang pentingnya pemberdayaan wanita. Soekarno percaya bahwa wanita memiliki peran yang tak tergantikan dalam membentuk karakter dan moral bangsa. Dia melihat wanita sebagai pilar keluarga yang kuat dan kunci untuk membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.

**Sarinah dalam Konteks Modern**

Di era modern, semangat yang diusung oleh Sarinah terus hidup dan berkembang. Perjuangan melawan seksisme di Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks, mulai dari budaya patriarki yang mengakar hingga diskriminasi di tempat kerja dan kekerasan berbasis gender. Namun, semangat Sarinah menjadi pendorong bagi banyak wanita Indonesia untuk terus berjuang.

Organisasi dan komunitas feminis di Indonesia sering kali mengangkat nama Sarinah sebagai simbol perjuangan mereka. Mereka berusaha untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesetaraan gender, mendukung korban kekerasan berbasis gender, dan memperjuangkan hak-hak wanita di berbagai bidang.

**Pendidikan dan Kesadaran**

Salah satu cara utama untuk melawan seksisme adalah melalui pendidikan dan peningkatan kesadaran. Pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk pandangan dan sikap generasi muda terhadap gender. Program-program pendidikan yang inklusif dan sensitif gender sangat diperlukan untuk mengurangi stereotip dan prasangka yang ada sejak dini.

Selain itu, kampanye kesadaran yang dilakukan oleh berbagai organisasi feminis sangat efektif dalam mengubah persepsi masyarakat. Media sosial dan platform digital menjadi alat yang kuat untuk menyebarkan pesan tentang kesetaraan gender dan mengajak lebih banyak orang untuk terlibat dalam perjuangan melawan seksisme.

**Peran Hukum dan Kebijakan**

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline