Lihat ke Halaman Asli

DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA

Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Marhaenisme dan Aswaja: Titik Temu Politik Kebangsaan Islam Nusantara yang Progresif-Revolusioner

Diperbarui: 1 Juli 2024   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi Pribadi 

**Marhaenisme dan Aswaja: Titik Temu Politik Kebangsaan Islam Nusantara yang Progresif-Revolusioner**

Marhaenisme dan Aswaja (Ahlus Sunnah wal Jamaah) merupakan dua pilar penting dalam pembentukan identitas politik kebangsaan di Indonesia. Keduanya, meskipun berakar dari tradisi dan ideologi yang berbeda, memiliki kesamaan visi dalam membangun bangsa yang adil, makmur, dan berdaulat. Artikel ini membahas bagaimana Marhaenisme dan Aswaja berperan dalam politik kebangsaan Islam Nusantara yang progresif-revolusioner.

https://mualliminenamtahun.net

### Marhaenisme: Ideologi Kerakyatan

Marhaenisme, dipelopori oleh Soekarno, berakar pada konsep kerakyatan yang berfokus pada pemberdayaan rakyat kecil. Soekarno mengadopsi nama "Marhaen" dari seorang petani yang ditemuinya di Bandung, sebagai simbol perjuangan rakyat jelata melawan penindasan. Marhaenisme menekankan keadilan sosial, nasionalisme, dan internasionalisme, dengan tujuan menciptakan masyarakat yang sejahtera tanpa adanya eksploitasi.

Koleksi Pribadi 

Prinsip-prinsip Marhaenisme mencakup:

1. **Keadilan Sosial**: Menekankan pemerataan ekonomi dan kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat.

2. **Anti-Imperialisme**: Melawan segala bentuk penjajahan dan intervensi asing.

3. **Nasionalisme**: Memupuk semangat kebangsaan untuk menjaga kedaulatan bangsa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline