Lihat ke Halaman Asli

DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA

Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Lupakan "Demokrasi", Fokus Pada Perjuangan Islam dan Marhaenisme

Diperbarui: 9 Juni 2024   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

detik.com

## Lupakan "Demokrasi", Fokus Pada Perjuangan Islam dan Marhaenisme: Kritik Atas Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024

### Pendahuluan

Indonesia, sebagai negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara, kembali menyelenggarakan Pilkada serentak pada tahun 2024. Pilkada serentak ini dimaksudkan sebagai perwujudan demokrasi langsung, di mana rakyat memilih kepala daerah mereka secara langsung. 

Namun, praktik demokrasi di Indonesia sering kali diwarnai oleh berbagai masalah, seperti politik uang, manipulasi suara, dan politisasi birokrasi. Dalam konteks ini, muncul pertanyaan kritis: apakah demokrasi benar-benar merupakan sistem terbaik untuk mencapai kesejahteraan rakyat Indonesia?

Tulisan ini bertujuan untuk mengkritisi penyelenggaraan Pilkada serentak 2024 dan mengusulkan fokus pada perjuangan Islam dan Marhaenisme sebagai alternatif yang lebih relevan bagi Indonesia. Dengan latar belakang historis dan sosial yang unik, konsep perjuangan Islam dan Marhaenisme menawarkan jalan yang berbeda untuk mencapai keadilan sosial dan kesejahteraan.

### Demokrasi dan Masalahnya

Demokrasi, sebagai sebuah konsep, berakar pada prinsip-prinsip kebebasan, kesetaraan, dan representasi. Namun, dalam praktiknya, demokrasi di Indonesia sering kali gagal mencapai ideal-ideal tersebut. Beberapa masalah utama yang dihadapi dalam penyelenggaraan Pilkada serentak antara lain:

1. **Politik Uang**: Fenomena politik uang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari proses pemilihan di Indonesia. Kandidat seringkali mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk membeli suara atau mempengaruhi pemilih. Hal ini mengakibatkan terpilihnya pemimpin yang tidak kompeten dan korup.

2. **Manipulasi Suara**: Manipulasi suara dan kecurangan dalam proses pemilihan adalah masalah serius. Banyak kasus di mana hasil pemilihan tidak mencerminkan kehendak rakyat karena adanya kecurangan yang dilakukan oleh berbagai pihak.

3. **Politisasi Birokrasi**: Aparat pemerintah seringkali dipolitisasi untuk mendukung kandidat tertentu. Ini mengakibatkan penggunaan sumber daya negara untuk kepentingan politik pribadi, yang merusak integritas sistem pemerintahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline