Lihat ke Halaman Asli

beni subhan

Penyawung ilmu

Desa Jatibarang Kidul Ciptakan Bak Sampah Berbayar Koin Saikhlase

Diperbarui: 29 Maret 2019   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persoalan sampah selalu menjadi masalah klasik yang hingga kini sulit terselesaikan. Berdasarkan pengamatan, sistem pengelolaan sampah di Desa Jatibarang Kidul Kecamatan Jatibarang Brebes khususnya daerah pinggiran Sungai masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan. 

Masing-masing rumah banyak yang belum memiliki wadah guna menampung sampah yang dihasilkan setiap harinya. Sehingga penduduk yang menempati wilayah tersebut banyak yang membuang sampah tidak pada tempatnya seperti pada tanah kosong dan lepe-lepe pinggir jalan tanpa menggunakan bak.

Permasalahan Letak TPS yang jauh menjadi salah satu alasan warga membuang sampahnya tidak pada tempatnya, meskipun ada sebagian yang bergantung pada pengumpulan sampah yang dikelola oleh pihak RW. namun seringkali tidak teratur. Selain itu, pengangkutan oleh Dinas Kebersihan terkait hanya sebatas pada warga yang kebetulan rumahnya terletak di pinggir Jalan.

Kenyataan tersebut mendorong Desa Jatibarang Kidul (Jakid) menciptakan Bak sampah yang tutupnya akan secara otomatis terbuka dengan memasukan uang koin 500 atau 1000 rupiah. 

Alat yang dinamai bak sampah Bekut (kebek diangkut) ini dikembangkan oleh Ahmad Sofyan Kepala Desa Jatibarang Kidul. Inovasi yang pembiayaanya melalui Program BUMDes ini disamping mempermudah dalam hal pembuangan sampah tanpa merasa terbebani dengan iuran bulanan juga mampu meningkatkan ekonomi desa karena hasil koin yang ada dikelola oleh BUMDes Bumi Sejahtera Jakid.

"inovasi bak sampah berbayar secara sukarela diharapkan mampu memberi andil pendapatan desa tanpa harus memungut retribusi bulanan yang seringkali mengalami kendala teknis dalam hal pengelolaan maupun pengambilannya, rencananya bak ini akan kami tempatkan di 8 titik strategis yang bisa dijangkau oleh warga yang rumahnya out of village (ndempes)" papar Sopyan.

Bak sampah yang pembuatannya menghabiskan dana sekitar Rp 3.8 Juta ini dirancang dengan menambahkan komponen alat pendeteksi koin yang biasa diterapkan pada mesin game otomatis seperti controler yang terdiri dari acceptor koin dan aki solar cell. Untuk pengembangan kedepan, bak sampah ini rencananya akan dilengkapi dengan sensor pendeteksi debit sampah yang akan mengirimkan sinyal ke petugas penarik melalui App Android. 

Pengembangan ini akan langsung ditangani oleh Posyantek yaitu lembaga kemasyarakatan Desa atau Kelurahan yang memberikan pelayanan teknis, informasi dan orientasi berbagi jenis Teknologi Tepat Guna.

"perlu adanya penyempurnaan-penyempurnaan, untuk menutup penutup bak misalnya, sistemnya masih manual, Insya Allah, Kedepan melalui Posyantek, bak sampah ini akan kami kembangkan dengan penambahan komponen yang lebih inovatif lagi" Ungkap Kepala Desa yang hobi otak atik ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline