Lihat ke Halaman Asli

Kang Jenggot

Karyawan swasta

Cerita tentang Mendagri, Lenggang Kangkung Seperti Penumpang Biasa

Diperbarui: 27 Agustus 2015   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada akhir Juli kemarin, saya pernah diajak Kementerian Dalam Negeri untuk meliput kegiatan Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo ke Kabupaten Humbang Hasundutan. Kabupaten Humbang sendiri, adalah salah satu kabupaten pemekaran yang disahkan pada tahun 2012. Kini, kabupaten tersebut berkembang pesat. Sederet prestasi ditorehkannya. Misalnya, dalam tata kelola penyelenggaraan pemerintahan, Kabupaten Humbang Hasundutan, pernah jadi yang terbaik di Provinsi Sumatera Utara. Bahka, dalam tata kelola keuangannya, oleh Badan Pemeriksa Keuangan, kabupaten ini diganjar opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Tanggal 28 Juli, adalah hari jadi Kabupaten Humbang Hasundutan. Kedatangan Menteri Tjahjo ke kesana dalam rangka ikut merayakan hari jadi kabupaten tersebut. Dari Jakarta, saya bersama dua orang wartawan lainnya, berangkat duluan, ditemani salah seorang dua pejabat di bagian pusat penerangan Kementerian Dalam Negeri. Menteri Tjahjo sendiri, rencananya berangkat esok harinya, dan langsung menuju Kabupaten Humbang Hasundutan, setelah mendarat sebentar di Bandara Kualanamu, Medan, selanjutnya terbang kembali ke Humbang Hasundutan menggunakan pesawat kecil berpenumpang 12 orang.

Tiba di Medan, kami menginap semalam. Pagi-pagi, kami menjemput Mendagri di Bandara Kualanamu. Ikut menjemput Wakil Gubernur Sumatera Utara, Teungku Erry Nuradi. Dan, yang ditunggu pun datang. Tapi, yang bikin saya lumayan kaget, Menteri Tjahjo datang hanya bersama salah seorang staf pribadinya. Tak ada 'tim hore' seperti pejabat-pejabat lainnya yang kadang kala kunjungan kerja ke daerah membawa 'rombongan' segambreng. Tapi ini, hanya melenggang berdua saja.

Bahkan kedatangannya pun tak di istimewakan. Menteri Tjahjo dan staf pribadinya yang biasa dipanggil Mas Adi, muncul bersama penumpang lainnya, tak langsung masuk jalur VIP. Menteri Tjahjo santai saja melenggang diikuti staf pribadinya, Mas Adi. Tak ada ajudan. Atau pejabat Kemendagri lainnya yang menenami. Benar-benar, melenggang berdua.

Pemandangan ini tentu bagi saya lumayan baru. Saya yang sudah berkali-kali meliput kunjungan kerja seorang pejabat, selalu mendapati rombongan yang berjumlah cukup banyak. Bahkan, pernah saya mengikuti kunjungan seorang Dirjen di kementerian yang mengurusi pariwisata, 'tim horenya' yang menemani cukup banyak, mungkin ada enam orang. Itu seorang Dirjen. Tapi, Menteri Tjahjo tampil beda. Ia datang ke daerah, melenggang seperti pendatang biasa, bukan seperti pejabat yang datang bersama ajudan beserta 'tim pendukungnya'. Bahkan katanya, Menteri Tjahjo ketika dalam pesawat, jarang duduk di kursi kelas bisnis. Ia selalu duduk di kursi kelas ekonomi. Kecuali jika di desak waktu, karena ada pertemuan atau rapat di Jakarta, dan kursi kelas ekonomi tak tersedia, ia baru bersedia duduk di kursi kelas bisnis.

Tidak heran, bila selalu saja ada cerita atau pemandangan, Menteri Tjahjo ditodong selfie oleh para penumpang. Ya, kapan lagi kan bisa berfoto ria dengan seorang Mendagri, salah satu tangan kanan Presiden.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline