Lihat ke Halaman Asli

Kang Jenggot

Karyawan swasta

Dianggap Aman, Kalimantan Dilanda 'Lindu' Juga

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi gempa dengan kekuatan 5,7 Skala Richter di 413 kilometer Timur Laut Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara. Gempa terjadi pada hari Rabu, 25 Februari 2015 pukul 08.31 WIB. Pusat gempa di laut pada kedalaman 10 kilometer.

"Gempa tidak berpotensi tsunami," demikian informasi yang disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Rabu 25 Februari 2015 via layanan blackberry messenger.

Dalam pesan blackberry-nya, Sutopo mengatakan 'lindu' atau gempa yang terjadi di Pulau Borneo, cukup mengagetkan. Sebab selama ini, publik tahunya Kalimantan adalah daerah yang aman dari gempa. Pertanyaan pun muncul, mengapa terjadi gempa?

"Sebenarnya masyarakat Kalimantan beberapa kali merasakan gempa," katanya.

Sutopo menambahkan, berdasarkan peta zonasi gempa, wilayah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, termasuk dalam peta rawan gempa rendah. Ancaman gempa dari megathrust Sulawesi Utara atau Sesar Palu Koro yang dapat berpengaruh gempa di Kalimantan bagian Timur.
Gempa di daratan Kalimantan juga disebabkan gempa intraplate, yaitu gempa yang terjadi di dalam lempeng itu sendiri, yakni di lempeng Eurasia.

"Gempa ini mekanismenya berbeda dengan gempa interplate yang dihasilkan dari tubrukan antarlempeng yang banyak terjadi di barat Sumatera dan selatan Jawa. Mekanisme gempa intraplate pada dasarnya belum banyak diketahui," katanya.

Dijelaskannya, sebagian hasil riset menunjukkan tiga kemungkinan penyebab gempa intraplate. Pertama, adanya akumulasi tekanan lokal dan akibat heterogenitas kerak benua, dalam kasus ini di Paparan Sunda. Kedua, adanya zona lemah yang disebabkan proses-proses tektonik masa lalu. Ketiga, adanya high heat flow, yang memunculkan akumulasi tekanan ke sekitarnya.

" Gempa ini pernah terjadi seperti gempa 5,5 skala richter Kota di Tarakan, Kalimantan Timur pada 12 November 2007 dan gempa 5,8 skala richter k di Pulau Laut, Sebuku dan Batulicin Kalimantan Selatan pada 5 Februari 2008.
Kita harus selalu waspada. Bukan gempanya tapi bangunannya yang menimbulkan korban jiwa," urai Sutopo.

Sutopo menambahkan, Posko BNPB sendiri telah mengonfirmasi dampak gempa ke BPBD Kalimantan Utara dan BPBD Kota Tarakan. Gempa tidak dirasakan. Kejadian gempa bumi ini disebabkan aktivitas sesar berarah barat daya - timurlaut antara Pulau Kalimantan dan Filipina.

"Gempa seperti ini juga pernah terjadi pada 20 Januari2015. Saat itu gempa berkekuatan 5,6 skala richter pada kedalaman 10 kilometer di 289 kilometer Timur Laut Kota Tarakan," ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline