Menginjakan kaki ke Padang, bagi Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, seperti pulang kampung. Karena memang tanah Minangkabau, adalah kelahirannya. Disana Gamawan lahir, merintis karir hingga menjadi orang nomor satu di Kementerian Dalam Negeri.
Seperti kemarin, wajah Gamawan sumringah. Senyumnya terkembang merekah. Bukan semata ia injakan kaki kembali ke tanah lahirnya, tapi kedatangannya ke Padang kali ini adalah untuk memberikan penghargaan pada Kabupaten Solok dan Kota Padang Panjang atas keberhasilannya merampungkan perekaman e-KTP.
Program e-KTP sendiri, adalah program pertaruhan Gamawan sebagai Mendagri. Karena ia telah berjanji, bila program itu gagal ia akan mengundurkan diri. Sebuah janji langka dari seorang pejabat negara yang tak main-main. Maka, setiap ada keberhasilan atas program itu, Gamawan bersemangat mengapresiasinya.
Tiba di Padang, dari Bandara, Gamawan langsung menuju Rumah Nenek. Rumah Nenek ini sebuah hotel resik mungil, milik keluarganya. Dan, Hotel Rumah Nenek itu, dulunya adalah tempat yang diami oleh nenek Gamawan.
Saat tiba disana, sejumlah pejabat teras Kota Padang, menyambutnya. Diantaranya Walikota Padang, Fauzi Bahar, Ketua DPRD Padang dan para bupati dan walikota di Provinsi Padang. Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno sendiri datang belakangan dan langsung tergopoh menuju restoran yang ada di Rumah Nenek.
Di restoran Rumah Nenek, Gamawan langsung dipersilahkan ke meja makan. Di meja makan, sudah di hidangkan nasi putih, gulai kepala ikan, sambal cabe hijau, rendang dan masakan khas Padang. Di meja makan, gelak tawa berderai. Dan Gamawan, lupa akan protokoler, makan lahap menggunakan tangan, ditimpahi obrolan ringan tentang kampung halaman dan e-KTP.
Usai bersantap, Mendagri dan para kepala daerah se-Sumbar menuju lantai II. Disana, akan digelar acara penyerahan penghargaan bagi Kabupaten Solok dan Kota Padang Panjang. Saat memberi sambutan, Gamawan, bersemangat bicara tentang e-KTP dan program turunan lainnya.
" Kita targetkan 172 juta. Angka itu sebenarnya bisa lebih dari itu. 172 juta itu asumsi yang disusun 2009. Tapi kan ada orang kawin, dan usia bertambah, kita proyeksikan akhir 2012, ada 195 juta yang mesti dilayani e-KTP," kata dia.
Menurutnya, banyak manfaat dari e-KTP. Misal untuk urusan jual beli tanah. Bila sekarang, beli tanah di Bogor mesti memakai KTP Bogor. Pun di Bandung, harus pakai KTP Bandung.
" Sekarang telah keluar Perpres No 67, cukup dengan satu KTP," kata dia.
Kata dia, selama pengerjaan e-KTP, pihaknya juga menyisir jumlah KTP ganda. Dan hasilnya ada 7 juta KTP ganda yang berhasil di invetarisir. Serta ada temuan menarik dimana banyak ditemukan KTP dengan mengotak-atik nama. Misal di Jakarta, memakai nama G Fauzi. Tapi untuk KTP Padang, memakai inisial Gamawan F.