Lihat ke Halaman Asli

Kang Jenggot

Karyawan swasta

Merawat Sejarah Lewat Perangko

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perangko, sesederhana pun itu, adalah penanda jejak sejarah, meski bukan berupa teks atau artefak. Karena gambar dan desain perangko yang pernah di buat adalah penanda sebuah gerak jaman. Perangko misalnya yang bergambar Soeharto, menandakan eranya orde baru masih kuat. Dan misalnya kemudian disusul perangko bergambar SBY, artinya perangko itu dikeluarkan mungkin ketika kekuasaan SBY masih aktif di panggung politik.

Gambar apapun dalam perangko, pasti kita bisa melacak sebuah cerita sejarah didalamnya. Tak hanya itu, perangko yang disimpan, bagi pribadi tertentu mungkin punya makna lain dari jejak-jejak sejarah pribadinya. Ada nostalgia, ada kenangan, misalnya perangko yang disimpan terkait erat dengan sebuah kisah yang sifatnya personal.

Maka, menyimpan perangko, ibarat seperti merawat sejarah. Merawat ingatan agar terus bisa segar dan tak lapuk oleh lupa dan gerak waktu yang terasa tergesa. Sejenak kembali melihat perangko, mungkin kita akan tersenyum sembari menerawang, " Oh... Ini perangko dari si doi, cinta pertama yang telah jadi istri orang," atau " Oooo ini, perangko yang tertempel dalam surat ibu yang dikirim dari kampung yang mengabarkan panen padinya mucekil,"

Jadi bukan kegiatan yang buang-buang waktu menyimpan ragam perangko. Karena disana ada jejak sejarah dan dengan itu kita merawatnya.. Maka, rawatlah sejarah, meski hanya lewat perangko.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline