Lihat ke Halaman Asli

Kang Jenggot

Karyawan swasta

Ketika Prangko Dikalahkan Email

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu, saat masih remaja, apalagi saat sedang dilanda demam asmara, yang ditunggu adalah tanda kedatangan Pak Pos. Maklum saat itu, si buah rindu ada di kota lain, maka lewat surat komunikasi cinta dilakukan. Dan saat itu, saya belum kenal internet, jasa Pak Pos lah yang diandalkan sebagai penyambung rasa asmara.

Maka ketika Pak Pos datang mengantar surat, rasanya bahagia sekali. Surat pun diterima dengan tangan tergetar, dan disobek hati-hati agar tak merusak amplop dan perangkonya. Karena itu adalah bukti dari rasa cinta si doi. Mau itu perangko harga tiga ribuan, pokoknya sangat berharga.

Amplop dengan perangkonya disimpan dengan seksama. Di pandang kala malam, dan lembaran surat di buka dengan hati-hati lalu di baca sebelum lelap.

Kini setelah kenal internet, jarang lagi pakai jasa Pak Pos. Email atau surat elektronik yang kini jadi pilihan berkomunikasi. Praktis, dan efesien, apalagi sekarang telepon genggam sudah ada fitur-fitur akses internetnya, dan bisa email dengan cepat.

Baru terpikir sekarang, rasanya ada yang hilang setelah berkomunikasi pakai email. Tak ada lagi jejak sejarah seperti amplop dan perangkonya. Tak ada lagi yang bisa dilihat sebagai kenangan, tempat ingatan disegarkan akan masa lalu.

Tak ada lagi debar-debar menunggu Pak Pos datang. Semua serba cepat, mau apalagi era internet sudah merasuk kemana-mana. Sayang memang...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline