Lihat ke Halaman Asli

Kang Jenggot

Karyawan swasta

Jokowi versus Ajudannya

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Walikota, tentu bukan jabatan sembarangan. Ada wibawa dalam jabatan itu yang berasal dari beragam kewenangannya. Diberi banyak fasilitas, mobil dinas, rumah resmi, dan ajudan.


Datang dan pergi selalu dikawal. Di hormat banyak bawahan. Intinya seabrek keistimewaan dimiliki seorang walikota yang berbeda jauh dengan seorang ketua RT atau RW.


Namun di negeri ini jarang seorang pemimpin yang penuh dengan humor. Jarang ada kepala pemerintahan dimana pun tingkatannya pandai guyon dan punya banyak koleksi lelucon. Karena mungkin jika banyak melucu, bisa-bisa disamakan dengan pemain ketropak.


Negeri ini memang pernah memiliki pemimpin yang tak pernah lepas dari humor. Gus Dur salah satunya yang tetap bisa melucu kendati menjadi presiden. Sayang, ia sudah mendiang. Sisanya kaku, dan birokratis. Bahasa yang diucap pun memang tertata, namun begitu protokoler. Normatif dan standar khas bahasa para pejabat yang merasa sebagai priyayi kekuasaan.


Tapi, ternyata masih ada juga yang seperti Gus Dur. Ia adalah Joko Widodo, atau akrab di panggil Jokowi. Ki Jokowi ini, bukan pemain ludruk atau ketropak. Tapi ia adalah walikota Solo. Jadi jabatannya tak sembarangan.


Di acara Charta Politika Award, Jokowi melucu. Ia datang dan diminta naik panggung karena mendapatkan salah satu award untuk kategori kepala daerah. Di panggung Jokowi melucu dan melemparkan humor.


Saya hadir di acara itu. Dan beruntung, bisa merekam lelucon ala Jokowi. Di podium dengan suara berat seraknya, Jokowi mulai berpidato.


Ia memulai pidatonya dengan menceritakan sebuah kisah awal ia menjadi Walikota Solo. Katanya, cerita itu terjadi tujuh tahun silam. Sekitar itulah.


" Tujuh tahun lalu saya masuk balaikota. Saya dapat ajudan yang gagah, jauh lebih ganteng dari saya," katanya.


Ia berhenti sejenak. Lalu kembali menutur kisah.


" Tapi yang jadi problem, setiap ada tamu datang yang disalami selalu ajudan saya. Saya kadang terlewati," katanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline