Lihat ke Halaman Asli

Kang Jenggot

Karyawan swasta

Menunggu Dai Sejuta Umat Berikutnya

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Suatu petang, di layar televisi, saya selintas saya sempat menyimak kuliah tujuh menit dari Fikri Haikal. Fikri adalah putra kandung dari mendiang dai sejuta umat, KH Zaenuddin MZ.

Wajah Fikri, selintas mirip dengan ayahnya. Gaya bertuturnya kala membawakan kultum, mirip dengan gaya Zaenuddin MZ. Mulai dari intonasi nada, sampai gerik tubuh, seakan mencoba mengcopy paste gaya khas ayahnya. Namun, dimata saya, tetap saja, gaya Fikri belum terasa men-Zaenuddin. Masih ada yang terasa kurang.

Fikri hadir mungkin mencoba untuk mengisi posisi kosong yang ditinggalkan sang ayah. Tapi sepertinya masih jauh, bila harus dikatakan Fikri pengganti dai sejuta umat itu. Itu penilaian subjektif saya. Yang khas dari Zaenuddin, memang sudah menghilang wujudnya, meski dalam ingatan masih tercatat.

Akankah Fikri akan menjadi dai sejuta umat berikutnya? Kita tunggu saja.

Jakarta, 5 Juli 2011, pagi menjelang siang, tak terlalu terik. Terang sebentar, lalu sejenak di interupsi dengan sedikit mendung. Siang itu, terbetik kabar, KH Zaenuddin MZ, yang kondang disebut Dai Sejuta Umat berpulang ke rahmatullah. Cukup mengagetkan memang, karena nyaris tak ada kabar luar biasa tentang Zaenuddin dalam dua bulan terakhir ini. Kabar meninggalkan pendiri Partai Bintang Reformasi (PBR) itu, cukup
mengagetkan.

Kini, dai yang piawai merangkai kata, dengan selipan pantun dan humor dalam setiap dakwahnya, telah meninggalkan umat. Tak ada lagi, sentilan khas dari dai yang punya ciri khas lontaran kalimat, "betul," kini tanah merah di halaman mesjd Jami Fajrul Islam, menjadi haribaan terakhirnya. Tugasnya sebagai pendakwah sudah berakhir.

Kyai yang kerap tampil berdakwah di televisi itu, meninggal sekitar pukul 9.00 lewat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, yang tak jauh pula dari rumahnya. Pihak keluarga mengabarkan, Zaenuddin sepulang melakukan acara di luar kota, jatuh pingsan, lalu di bawa ke rumah sakit sampai menghembuskan nafas terakhirany. Riwayat kesehatan sang dai, memang tak cukup baik, ia punya penyakit jantung dan gula. Sang dai meninggal saat usianya memasuki 60 tahun.

Zaenuddin memang dai sejuta umat. Ratusan pelayat, kebanyakan anggota majelis taklim, tak habis-habisnya datang melayat, ingin bertakziah, sebelum sang dai di turunkan ke liang lahat. Sampai-sampai, solat jenazah pun dilakukan dengan lima tahap, untuk mengakomodir keinginan ratusan pelayan yang ingin melepaskan kepergian sang dai.

Banyak tokoh juga yang merasa kehilangan. Kala itu, saya ditugaskan kantor, sebuah koran harian yang terbit di Jakarta, untuk meliput meninggalnya dai sejuta umat itu. Saat saya menyambangi kediamannya, suasana duka begitu terasa, shalawat tak putus dikumandangkan para pelayat. Salah satu tokoh nasional yang datang melayat, yang saya lihat saat kesana adalah Akbar Tandjung, Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar. Kata Akbar, Zaenuddin adalah tokoh besar. Banyak jasa Zaenuddin bagi umat. Selain Akbar, nampak pula, tokoh-tokoh dari PBR, partai yang sempat didirikan Zaenuddin.

Sahabat dekat Zaenuddin, Raja Dangdut, Rhoma Irama, di rumah duka, menyatakan, bahwa sang dai, selalu mengangankan, umat Islam di Indonesia tak tercerai berai. Masuk panggung politik pun, kata Rhoma dalam rangka menegakan ikatan ukhuwah islamiyah. Sekarang sang dai telah berpulang. " Indonesia kehilangan satu ulama besarnya," katanya.

Tak hanya Rhoma atau ibu-ibu majelis taklim yang merasa kehilangan sang dai. Saya sempat mengobrol dengan seorang lelaki paruh baya. Namanya Pak Imam. Pak Imam pernah menjadi tetangga sang dai, sebelum tenar, juga merasa kehilangan. Pak Imam dulu, mengaku tinggal di gang Antene 10, gang yang bertetanggaan dengan tempat tinggal Zaenuddin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline