Malam ini entah mengapa terasa begitu berbeda. Ia terasa begitu panjang dan tak mampu untuk lekas mengundang rasa kantukku yang sewaktu-waktu biasa muncul. Kebiasaan yang lantas memancing kawan-kawanku menjulukiku sebagai raja tidur sebab aku sering tidur kapan pun dan di mana pun, terutama pada waktu-waktu yang kuanggap lebih baik untuk tidur daripada harus membuka mata.
Akhirnya, kuputuskan saja untuk jalan-jalan mengelilingi dusun. Siapa tahu sesampainya di rumah aku kan letih dan lekas tertidur.
Tinggal beberapa menit lagi hari akan lekas berganti. Aku putuskan untuk berkeliling dengan berjalan kaki, mengingat suasana langit yang sedang begitu cerahnya lengkap dengan hiasan purnama yang tak pernah segan memamerkan kecantikan.
Di tengah perjalanan, seseorang tiba-tiba saja menepuk pundakku. Kehadirannya sungguh mengagetkanku, sebab sepanjang perjalanan sama sekali tak kurasakan kehadirannya di belakangku.
Padaku ia mengaku sangat rindu untuk bertemu denganku, karena aku pernah menyebut namanya dalam keadaan yang kemudian membuatnya sangat bahagia.
"Mohon maaf. Sebagai tanda balas jasaku untuk Tuan, apa sekiranya yang bisa kupersembahkan untuk Tuan?" pintanya beberapa saat kemudian.
"Apa yang bisa kau lakukan?" aku balik bertanya sambil menyembunyikan rasa heranku yang belum juga hilang.
"Aku diberi kemampuan untuk sedikit memanipulasi waktu." Jawabnya singkat.
"Maksudmu bagaimana?" Aku ingin tahu lebih jelas tentang maksud perkataannya.
"Aku bisa membawa Tuan pada keadaan waktu yang Tuan inginkan, akan tetapi keadaan di waktu itu harus sesuai dengan kenyataan pada masanya dan bukan berdasarkan angan-angan Tuan."