Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Adib Mawardi

TERVERIFIKASI

Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Terbang

Diperbarui: 29 Juni 2022   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi burung terbang oleh Artur Voznenko via Unsplash

Kepak sayapku saat ini mungkin belumlah terlalu kuat untuk terbang
Sehingga tubuhku pun biasa terhempas di atas bebatuan
Selepas ia menggelepar
Untuk mengeluarkan segala dayanya

Di suatu pagi yang masih petang
Aku terjatuh dari sangkar indukku
Pertanda ruangannya tak lagi lega
Untuk ukuran tubuhku yang kian dewasa

Tapi, apa mau dikata
Aku pun harus lekas belajar terbang
Sebagaimana yang dipesankan ibuku
Selepas ia menyuapiku dengan biji-biji tanaman

Badanku berulangkali menahan sakit
Sebab terjerembap dan terantuk kerikil-kerikil tajam

Namun, sakit ini hanyalah sebuah pengantar
Dari iringan rasa sakit
Yang kapan saja bisa hadir dalam kehidupan

Sebab dalam hidup
Siapa pun bisa didera ragam pesakitan
Sakit di badan, pikiran hingga jiwa yang tiba-tiba saja serasa gersang

Syukurlah,
Aku masih selalu mampu untuk merawat wejangan berharga dari indukku,
Usahlah engkau mengeluh
Agar kau lekas terbang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline