Kulihat burung elang bertengger di atas dahan
Muram tak bergairah atas segala dayanya
Sesekali ia melongok ke bawah
Memandangi keperkasaan sang ular memburu tikus sawah
Wahai elangku, mengapa engkau tak percaya akan kemampuanmu
Hingga harus bersimpuh di hadapan sang ular
Yang wibawanya tak lebih dibanding dirimu
Engkau sangat kuasa menumpasnya dengan sekedipan mata
Tapi justru memilih mengaguminya sebagai penguasa yang menggerayangi seluruh perut bumi
Padahal, sepasang sayapmu telah mampu mengarungi penjuru negeri
Jika kau menghendaki
Hanya karena tak mampu merayap bukan berarti kau tak hebat
Sanggup mengarungi langit ketujuh pun bukan tanda kau boleh jumawa
Elangku, tetaplah engkau menjadi dirimu
Tunjukkanlah pada dunia tajamnya pandangan mata batinmu
Agar mereka tahu betapa digdaya cengkeraman kakimu