Aku tahu pintu hatimu telah lama terkunci
Tapi aku kan mendatanginya ribuan kali
Seisi bumi dan langit kan mendampingi
Kegigihan langkahku yang memenuhi relung hati
Wahai tuan dan nyonya, engkaulah sebongkah gunung yang membaja
Tapi ketabahanku adalah derai air mata yang perlahan akan menembus cangkang hatimu
Air kan selalu setia mengalir dari telaga
Yang bergerak bersama angin dan awan
Itulah langkah harapanku yang tak pernah bisa padam
Kan kuarungi malam-malam yang kelam
Bersanding angan-angan akan hadirnya kembali kesadaranmu
Seperti masa dahulu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H