Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Adib Mawardi

TERVERIFIKASI

Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Vaksinasi di Desa Asri

Diperbarui: 20 Februari 2021   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi vaksin (Kompas) 

Sejak sebulan terakhir, warga Desa Asri telah mendapatkan sosialisasi dari pejabat desa berkait dengan rencana vaksinasi virus Covid-19 yang akan segera dilaksanakan di desa ini. Meski catatan korban di desa ini statusnya adalah nihil alias tanpa korban, masyarakat tetap saja mengindahkan himbauan dari pemerintah itu.

Pejabat desa dengan didampingi oleh para sesepuh dan pemuka adat seakan tak pernah bosan untuk mengingatkan masyarakat mereka tentang bahaya virus sekaligus upaya untuk pencegahan wabah itu.

Mereka bahkan memiliki kreativitas sedemikian rupa sehingga informasi yang berulang kali disampaikan itu tidak membosankan dan dianggap angin lalu oleh masyarakat desa.

Akan tetapi, tentu saja solusi vaksinasi yang ditawarkan oleh pemerintah itu bukanlah satu-satunya jalan keluar yang telah mereka tempuh untuk menyelesaikan kasus persebaran virus itu.

Jauh-jauh hari ketika virus itu lekas merebak di berbagai penjuru dunia dan belum sampai ke negeri ini, mereka telah melakukan aksi gerak cepat untuk menutup segala kemungkinan persebaran virus itu. Syukurlah, berkat kekompakan dari seluruh penduduk desa, mereka kini menuai hasilnya.

Sebelum mereka mengenal istilah 3M dari pemerintah, mereka telah mempraktikkan konsep eling lan waspada (ingat dan waspada). Sak beja-bajane wong kang lali iseh beja wong kang eling lan waspada (seberuntung-beruntungnya orang yang lupa itu masih kalah beruntung dari mereka yang senantiasa ingat dan waspada).

Oleh sebab itulah, mereka senantiasa mewaspadai bahayanya virus ini dan tak pernah meremehkannya sedetik pun. Mereka seakan menyadari bahwa seseorang terkadang akan mengalami kekerdilan gara-gara ia meremehkan perkara yang kecil. Seseorang seringkali terjatuh, terjerembap dan bahkan tertabrak akibat ia menganggap apa saja yang tak terlihat dalam pandangannya itu sebagai sesuatu yang tak ada.

Itulah diantara bentuk kewaspadaan yang selalu diingat dan dipraktikkan oleh penduduk Desa Asri.

Selain itu, masyarakat Desa Asri juga sangat menghargai buah pengetahuan dari nenek moyang mereka yang sangat berpengalaman dalam menghadapi berbagai penyakit, meskipun hal itu belum teruji secara ilmiah maupun klinis dalam metodologi ilmu modern.

Sehingga, dari khasanah yang mereka miliki ini pun mereka tetap akan mendayakannya sebagai bagian dari upaya untuk melindungi diri sekaligus mencegah persebaran penyakit yang semakin meluas.

Sebab itulah, mereka sangat rajin mengkonsumsi empon-empon: jahe, temulawak, kunir, beras kencur, yang secara turun temurun telah teruji khasiatnya sebagai obat dari berbagai macam penyakit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline