Kawan, saat ini kita sedang berada pada hari-hari awal dari Bulan Rajab. Dimana pada Bulan Rajab ini terdapat sebuah momentum atau peristiwa yang senantiasa kita peringati selaku umat Islam, yakni peristiwa isra` mi'raj Nabi Muhammad SAW.
Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah diperjalankan oleh Allah SWT pada waktu malam hari dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha. Yang kemudian, perjalanan dari Masjid Al-Aqsha itu berlanjut menuju Sidratul Muntaha.
Hal tersebut sebagaimana dijelaskan di dalam QS Al-Isra` ayat 1 yang terjemahnya adalah sebagai berikut:
"Mahasuci (Allah), Dzat yang telah memperjalankan hamba-Nya (yakni Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsha, yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia (Allah) adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
Adapun tujuan dari perjalanan Baginda Nabi Muhammad tersebut adalah untuk menerima perintah melaksanakan shalat fardhu lima waktu yang dikerjakan setiap sehari semalam. Shalat fardhu itulah yang kemudian menjadi kewajiban bagi seluruh ummat Islam yang beriman kepada Allah SWT.
Teman, dengan memperingati hadirnya Bulan Rajab sebagai momentum isra` mi'raj Nabi Muhammad SAW ini, kiranya kita akan memperoleh beberapa hikmah yang dapat kita petik di dalamnya.
Khususnya, berkait dengan keutamaan shalat itu sendiri bagi mereka yang melaksanakannya dengan penuh kesungguhan untuk mengharap ridha Allah SWT. Adapun diantara hikmah tersebut adalah:
Pertama, Shalat adalah pembentuk kedisiplinan bagi seorang hamba. Jika kita cermati, pelaksanaan ibadah shalat itu harus berdasarkan waktu dan tata cara yang telah ditentukan.
Dengan demikian, pelaksanaan shalat tidak dapat (haram) dikerjakan dengan semau sendiri. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam QS An-Nisa` ayat 103 yang terjemahnya sebagai berikut:
"Sesungguhnya shalat itu telah diwajibkan atas orang-orang yang beriman, yang telah ditentukan tiap-tiap waktunya."