Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Adib Mawardi

TERVERIFIKASI

Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Dialog Ayam

Diperbarui: 7 Januari 2021   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ayam (Tina Xinia-Unsplash)

"Sungguh kasihan engkau wahai babon, harus mengais makanan sendiri di tegal yang kotor itu?" si jago super meledek seekor ayam babon yang tengah sibuk mencekeri tanah. "Lihatlah kami, tinggal berebahan saja maka budak itu akan membawakan makanan untuk kami." lanjutnya sambil menoleh ke arah sosok manusia.

"Kasihanilah dirimu sendiri wahai jagoku yang kekar. Untuk apa kegagahan badanmu itu jika untuk menyentuhku pun kau tak mampu? Rebahanlah kau dengan tenang di ruangmu yang sempit itu sambil menunggu jadwal suntikan!" jawab sang babon dengan tenang.

"Ilih, tak usah sok lah engkau, Babon. Kau tak pernah merasa betapa nikmatnya hidup kami yang hanya makan dan bertelur saja setiap hari." sahut seekor ayam petelur yang tinggal sebaris dengan si ayam joper.

"Hehe. Baiklah. Silakan saja kalian berbahagia di penjaramu yang nyaman itu." jawab si babon ringan.

"Usahlah kalian bertengkar. Masih mending hidup kami, makanan datang sendiri, hidup bebas kesana kemari." si ayam pedaging menyela perdebatan mereka.

"Hahaha." semua ayam di kandang itu tertawa serempak.

"Nikmatilah kebebasanmu itu wahai ayam pedaging. Puaskanlah tiga bulan masa tinggalmu di dunia, sebelum tiba waktumu berada di pembaringan." celetuk si jago super. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline