Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Adib Mawardi

TERVERIFIKASI

Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Bab XIV: Keteguhan Hati Nabi Ya'qub AS

Diperbarui: 16 Desember 2020   14:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Al-Qur'an (Unsplash/olah pribadi) 

"Duhai Bapak kami, alangkah baiknya jika Panjenengan bertanya pada penduduk negeri yang telah kami singgahi sebelumnya itu mengenai kabar Bunyamin. Serta, mohon Panjenengan juga mencari kebenaran berita tentang penahanan adik kami itu dengan bertanya pada kafilah yang telah pergi bersama kami. Maka, pastilah Panjenengan akan mendapati, bahwa berita kami ini benar adanya". terang salah seorang putera Nabi Ya'qub kepada bapaknya, setelah beristirahat sejenak dari perjalanan panjangnya ke ibukota.

"Sebenarnya kalian sendirilah yang memandang perkara yang buruk itu sebagai sebuah kebaikan. Maka, atas kesalahan sikap kalian ini, sesungguhnya kesabaranku ini adalah perkara yang baik". Nabi Ya'qub menanggapi penjelasan puteranya itu.

"Semoga Allah akan mengumpulkan semua anakku kepadaku. Sesungguhnya, Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." lanjut Nabi Ya'qub seraya mengharap kepada Tuhannya.

"Betapa malang nasib yang telah menimpamu wahai anakku Yusuf," ucap Nabi Ya'qub seorang diri dengan duka tampak memberat saat teringat cobaan yang telah menimpa seorang anaknya terdahulu.

Oleh sebab kesedihan yang teramat dalam inilah, kedua matanya itupun hingga memutih, mengaburkan apa saja yang dipandangnya.

Semenjak kehilangan Yusuf, kedua mata itu tak henti-hentinya sembap oleh duka kesedihan. Ia tampak begitu sering merenung seorang diri, seakan menahan rasa amarah yang begitu dalam terhadap anak-anaknya.

"Demi Allah, jika Panjenengan tidak henti-hentinya mengingat Yusuf, aku begitu khawatir, penyakit Panjenengan itu akan bertambah parah. Jika terus saja dalam keadaan ini, maka hal ini justru hanya akan menyakiti diri Panjenengan sendiri." salah seorang puteranya yang lain mencoba melipur lara.

"Hanya kepada Allah-lah aku akan mengadukan kesusahan dan kesedihanku ini. Aku lebih tahu mengenai keadaan sebenarnya yang telah Allah tunjukkan padaku, yakni tentang kabar apa saja yang tak mungkin akan kalian pahami". Nabi Ya'qub menanggapi.

"Wahai anak-anakku, pergilah kalian. Carilah kabar mengenai Yusuf dan saudaranya, Bunyamin itu. Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidaklah akan berputus asa dari rahmat Allah, kecuali mereka yang ingkar terhadapnya!". perintah Nabi Ya'qub kepada seluruh puteranya itu dengan iringan nasihat.

***

Kawan, berdasarkan potongan kisah Nabi Ya'qub dan para puteranya itu, kiranya ada beberapa pelajaran yang dapat yang kita ambil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline