sebab setiap waktu pintu rumah kaubuka
aku begitu tak kuasa tuk segera masuk ke dalamnya.
Subuh, ashar, dan sehabis maghrib, aku selalu merasa dahaga
Ingin rasanya terus kureguk air pengetahuan yang selalu memancar deras dari lisanmu.
Guru, begitu tulusnya kau mengajariku
huruf demi huruf, kata demi kata.
Namamu selalu kusebut sebelum kubuka lembaran ilmu
bersama harapan yang kurangkai sebelumnya, berharap ilmumu kan menjadi bunga rampai yang indah dalam hidupku.
Guru, engkaulah penunjukku. Penuntun segala kebutaan mata hatiku, hingga aku terhindar dari jebakan jurang yang dalam.
Jangan pernah kau letih tuk membalurkan doa untuk tubuh ringkihku.
Jangan pernah kau bosan untuk menuntunku.
Sebab kebutaanku bisa saja hadir sewaktu-waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H