Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Adib Mawardi

TERVERIFIKASI

Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Hakikat Kesuksesan dalam Berbisnis

Diperbarui: 29 Oktober 2020   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar:Nathlia Rosa (Unsplash)  

Suatu ketika, Dul Kaher bercengkerama dengan seseorang yang seringkali membangga-banggakan kesuksesannya dalam berbisnis. Dengan penuh antusias ia bercerita, dalam sehari ia mampu meraup sekian juta. Dalam sebulan mengumpulkan sekian miliar. Bisa membeli ini itu, dan seterusnya.

Namun, seringkali hal yang luput dari ceritanya itu adalah tentang nilai gaji yang telah ia bayarkan untuk para pekerjanya. 

Setelah Dul Kaher memancing pertanyaan yang menjurus ke arah sana, maka orang inipun berdalih bahwa tujuan gaji yang minim itu sebenarnya adalah untuk efisiensi biaya agar masih ada sisa pendapatan yang terkumpul. 

Mendengar alasan yang demikian, mendadak cerita kesuksesan darinya itu terasa sangat hambar dalam benak Dul Kaher. Ia sangat sulit menerima dengan alasannya menumpuk harta untuk kepentingan sendiri sementara kurang peduli dengan kesejahteraan orang lain.

Seperti tak tahu tentang bagaimana sebenarnya suasana hati Dul Kaher, orang itu tampak semakin antusias bercerita tentang caranya merebut pelanggan, memenangkan persaingan dalam pasar, tanpa membabar sedikit pun bagaimana kelanjutan nasib pedagang yang telah ia rebut pelanggannya itu. 

Begitulah persaingan usaha. Mungkin saja itulah yang menjadi pembenar atas strateginya ini. Lagipula mengapa harus memperhatikan nasib orang lain, jika mereka juga belum tentu memperhatikan nasib usaha kita. Begitulah kiranya yang ada di dalam angan-angan orang itu. 

Batin Dul Kaher memberontak penuh tanya, apakah bisnis haruslah selalu berbentuk persaingan yang kental dengan aroma saling mengalahkan dan bahkan menghilangkan keberadaan usaha yang lain?

Ia menganggap bisnis tidaklah selalu sampai sedemikian. Seseorang bisa saja mengungguli usaha orang lain, akan tetapi belum tentu hal itu lantas akan melenyapkan usaha mereka. 

Telah banyak contoh di sekelilingnya, usaha yang tampak sepi dari pelanggan namun ia mampu bertahan hingga bertahun-tahun di tengah derasnya persaingan. 

Pun sebaliknya, usaha yang tampak selalu ramai dikunjungi pelanggan beberapa waktu kemudian mendadak sepi bahkan tutup dengan alasan yang tak disangka-sangka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline